Bayi Juga Bisa Senam, Lo!

By nova.id, Senin, 22 Februari 2010 | 05:09 WIB
Bayi Juga Bisa Senam Lo! (nova.id)

Bayi diajak senam? Mengapa tidak? Senam pada bayi tak hanya membantu perkembangan motoriknya, juga membuatnya lebih percaya diri kelak. Tapi, hati-hati, gerakan senam yang salah justru membahayakan tumbuh kembangnya.

Ingin si kecil tumbuh menjadi anak yang lincah dan aktif? Nah, latihlah ia sejak bayi. Salah satu caranya lewat olahraga. Melalui olahraga, anak dilatih menggerakkan anggota tubuhnya sehingga sendi-sendi tulang dan otot-ototnya jadi kuat.

Selain itu, bila sejak kecil selalu aktif bergerak, tak cuma otot yang terlatih, juga saraf-saraf dan keseimbangan tubuh dapat berkembang baik. Malah, sebuah penelitian membuktikan, anak yang banyak berolahraga memiliki kemampuan belajar lebih lama. Ini karena tubuhnya sehat dan bugar, sehingga daya tahan fisiknya lebih kuat. Termasuk daya tahan yang berhubungan dengan konsentrasi.

Senam merupakan salah satu olahraga yang bisa dilakukan sejak usia dini. Menurut dr. Amendi Nasution, Sp.RM dari Bagian Rehabilitasi Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo, senam tak hanya berguna menguatkan otot-otot dan melancarkan peredaran darah, juga meningkatkan perkembangan motorik dan koordinasi serta keseimbangan. "Perkembangan motorik yang baik mampu meninggikan tingkat kewaspadaan anak, sehingga mengecilkan kemungkinan terjadinya kecelakaan karena jatuh, terbentur, kehilangan keseimbangan atau ragu-ragu dalam suatu gerakan atau tindakan," jelas dr. Amendi.

Bayi, lanjutnya, perlu diajarkan bagaimana memberi respon lewat stimulasi yang diberikan secara berulang-ulang. Nah, stimulasi yang terbaik ialah kegiatan-kegiatan fisik. "Bayi yang terlatih fisiknya, akan tumbuh dengan kelenturan dan koordinasi lebih tinggi. Jadi, kegunaan paling penting dari senam ialah bayi belajar menggunakan otot-ototnya dengan benar sehingga nantinya bisa membentuk postur tubuh yang baik, yang secara langsung membuat kepercayaan pada diri sendiri juga bertambah," terang dr. Amendi.

Tak hanya itu. Dalam konsep intervensi dini atau stimulasi dini yang banyak dikenal dalam tumbuh kembang balita, senam juga berguna menstimulasi otot-otot agar anak dirangsang melakukan gerakan-gerakan yang seharusnya dapat dilakukan sesuai usianya. "Misalnya gerakan-gerakan senam yang diarahkan agar anak mampu mengangkat kepalanya, tengkurap, dan duduk," papar dr. Amendi lebih lanjut. Karena itu, tambahnya, gerakan senam pada bayi (juga batita dan anak prasekolah) selalu disesuaikan perkembangan motoriknya.

Contohnya, bayi usia 3 bulan mulai mengangkat-angkat kakinya, lalu biasanya dibawa ke mulut, karena ia ingin tahu, seperti apa, sih, rasanya kaki. "Pada usia 3 bulan, indera yang mulai berkembang adalah indera perasa. Dengan demikian, apa pun yang disentuhnya, bayi selalu ingin membawanya ke mulut," kata dr. Amendi. Bayi juga mulai mengangkat-angkat kepalanya. Bahkan mulai bisa tengkurap. "Jadi, gerakan-gerakan senamnya disesuaikan fase tumbuh kembang ini," lanjutnya.

Nah, jika bayi Anda usia 3 bulan ke atas, Anda dapat mulai mengajaknya senam.

Yang Harus Diperhatikan

* Sebelum mengajak bayi senam, pelajari dulu dengan seksama gerakan-gerakan senam yang akan dilakukan. Gerakan yang salah akan membuat cedera otot pada bayi. * Senam dapat dilakukan dua kali sehari. Saat yang tepat menjelang mandi pagi dan sore. Lakukan selama kurang lebih 15 menit. * Perhatikan kondisi bayi. Jika bayi sedang panas, demam atau sakit, harus istirahat dulu dari kegiatan olahraganya. * Bayi dengan kelainan bawaan seperti kelainan jantung, lahir prematur, atau kelainan fisik lainnya, perlu dikonsultasikan lebih dulu dengan dokter sebelum diajak senam. * Senam pada bayi tak memerlukan peralatan khusus. Cukup letakkan bayi di tempat aman dan lapang. Misalnya, di atas handuk tebal, kasur atau matras yang lembut. Pakaiannya pun tak harus khusus, kenakan saja pakaian sehari-hari. * Lakukan gerakan senam dengan lembut. Gunakan kesempatan ini untuk bermain bersama bayi. Ajak ia bercakap-cakap dan tertawa bersama. Senam yang dilakukan secara rutin dapat mempererat kasih sayang orangtua dan bayi. Ajak juga sang ayah untuk turut bergabung.

Santi Hartono