Meski berkali-kali diberitahu jika berbohong itu tidak baik, Si Buyung tetap saja sering berbohong. Bagaimana bila bohong sudah menjadi kebiasaan sang buah hati? Lantas, bagaimana pula harus mempercayai anak?
Berbohong memang bisa terjadi pada anak-anak juga. Tepatnya sejak ia mengenal konsep kalimat. Namun menurut Roslina Verauli, Psi., psikolog dari RSPI, berbohong dapat memiliki motivasi berbeda bila dilihat dari usia anak.
"Bila anak usia pra sekolah, berbohong lebih banyak disebabkan kesulitan mereka membedakan mana fantasi dan mana yang bukan fantasi. Sementara anak usia sekolah lebih banyak untuk menghindari tanggung jawab dan konsekuensi," ungkapnya.
5 Tanda Anak Berbohong
Tak sulit mengenali anak berbohong, perhatikan saja gelagat yang ditunjukkan dan body language-nya. Berikut beberapa tanda yang ditunjukkan ketika anak berbohong
1. Gerakan Menyentuh Hidung
Ketika berbohong, tubuh akan merasakan ketidaknyamanan. Di sebuah penelitian, ketika orang berbohong terjadi aliran darah lebih banyak di syaraf-syaraf pada ujung hidung. Kondisi ini mengakibatkan rasa tak nyaman sehingga seseorang ingin menyentuh ujung hidung dengan jari.
2. Hilang Kontak Mata
Anak juga bisa takut untuk melihat ke bola mata lawan bicara secara langsung saat berbohong. Karena ia tahu melalui kontak mata, kita (orang dewasa) dapat memahami anak lebih dalam.
3. Tidak Bisa Diam atau Tegang
Berbohong juga bisa dikenali dari bahasa tubuh yang tidak biasa seperti menggerak-gerakkan tangan atau kaki secara berlebihan di luar kebiasaan. Atau, pada kondisi ekstrim lain, menjadi sangat tegang. Dalam artian, anak terlihat lebih kaku dan timbul kesan anak berusaha mengendalikan dirinya. Ciri lain, dikenali ketika anak menyembunyikan tangan ke belakang.