Tips Atasi Anak Berbohong

By nova.id, Rabu, 2 Juni 2010 | 17:32 WIB
Tips Atasi Anak Berbohong (nova.id)

Tips Atasi Anak Berbohong (nova.id)

"Foto: Jacoueline Veissid/Getty Images "

Meski berkali-kali diberitahu jika berbohong itu tidak baik, Si Buyung tetap saja sering berbohong. Bagaimana bila bohong sudah menjadi kebiasaan sang buah hati? Lantas, bagaimana pula harus mempercayai anak?

Berbohong memang bisa terjadi pada anak-anak juga. Tepatnya sejak ia mengenal konsep kalimat. Namun menurut Roslina Verauli, Psi., psikolog dari RSPI, berbohong dapat memiliki motivasi berbeda bila dilihat dari usia anak.

"Bila anak usia pra sekolah, berbohong lebih banyak disebabkan kesulitan mereka membedakan mana fantasi dan mana yang bukan fantasi. Sementara anak usia sekolah lebih banyak untuk menghindari tanggung jawab dan konsekuensi," ungkapnya.

5 Tanda Anak Berbohong

Tak sulit mengenali anak berbohong, perhatikan saja gelagat yang ditunjukkan dan body language-nya. Berikut beberapa tanda yang ditunjukkan ketika anak berbohong

1. Gerakan Menyentuh Hidung

Ketika berbohong, tubuh akan merasakan ketidaknyamanan. Di sebuah penelitian, ketika orang berbohong terjadi aliran darah lebih banyak di syaraf-syaraf pada ujung hidung. Kondisi ini mengakibatkan rasa tak nyaman sehingga seseorang ingin menyentuh ujung hidung dengan jari.

2. Hilang Kontak Mata

Anak juga bisa takut untuk melihat ke bola mata lawan bicara secara langsung saat berbohong. Karena ia tahu melalui kontak mata, kita (orang dewasa) dapat memahami anak lebih dalam.

3. Tidak Bisa Diam atau Tegang

Berbohong juga bisa dikenali dari bahasa tubuh yang tidak biasa seperti menggerak-gerakkan tangan atau kaki secara berlebihan di luar kebiasaan. Atau, pada kondisi ekstrim lain, menjadi sangat tegang. Dalam artian, anak terlihat lebih kaku dan timbul kesan anak berusaha mengendalikan dirinya. Ciri lain, dikenali ketika anak menyembunyikan tangan ke belakang.

4. Ekspresi Wajah

Saat berbohong, ekspresi wajah anak dapat berkesan tegang, agak merunduk (seperti menghindari kontak mata) dan agak pucat, menunjukkan bahwa dia dalam kondisi tak nyaman.

5. Intonasi Suara dan Kalimat Berputar

Saat anak berbohong intonasi suara juga bisa menjadi lebih rendah atau sangat tinggi. Bisa juga, kemampuan berbicara menjadi agak terganggu, cenderung terbata-bata atau tidak lancar.

Selain itu, bila diajukan pertanyaan lebih mendalam mengenai kasus yang sedang dibicarakan anak akan berubah-ubah atau berputar-putar.

5 Alasan Anak Berbohong

Anak berbohong tidak sama dengan orang dewasa berbohong. Apa saja alasan anak berbohong, berikut penjelasannya.

1. Takut Disalahkan

Anak berbohong dapat disebabkan ia memiliki pengalaman buruk tentang menghadapi kesalahan. Jika anak pernah dipojokkan dan merasa "terhukum" ketika bersalah, anak akan memilih opsi berbohong untuk menghindari hukuman, tanggung jawab atau takut disalahkan.

2. Terlihat Lebih Hebat

Alasan lain ketika anak berbohong, ia ingin terlihat lebih hebat dari yang sebenarnya dan ini terjadi pada anak yang sering dibandingkan dengan anak yang lain.

Rasa kurang percaya diri membuat anak bereaksi ingin mencitrakan dirinya lebih dari yang ia miliki sekarang. Apalagi jika ia berada di lingkungan peer (kelompok sosial) yang hebat.

3. Merasa Tidak Punya Pilihan

Pada pola asuh yang kontrolnya terlalu kuat atau orang tua otoriter, anak selalu berpikir kesalahan adalah sesuatu yang tidak terampuni. Ketika melakukan kesalahan, anak pun menjadi selalu dibayangi ketakutan akan risiko kesalahan.

4. Tidak Ingin Kecewa

Bila orang tua senantiasa menanamkan ekspektasi yang tinggi, anak bisa saja berbohong ketika bereaksi terhadap masalah semata-mata karena tak ingin orang tuanya kecewa.

5. Tidak Dihargai

Prinsip orang tua yang hanya memedulikan hasil dan tidak mempertimbangkan proses ini membuat anak berbohong ketika ia merasa tidak mendapat reward yang cukup.

5 Cara Atasi Anak Berbohong

Menyelesaikan masalah anak berbohong tidak bisa dengan hanya melarang. Perlu pemahaman dan kasih sayang agar upaya orang tua tidak memicu anak semakin gemar berbohong. Agar berbohong tak berlarut-larut apalagi membuat anak dijauhi teman-teman bermainnya, segera temukan cara jitu untuk menghentikan kebiasaan buruk itu.

1. Stop Marah

Berhenti memarahi ketika anak melakukan kesalahan. Kemarahan serta hukuman yang ditimpakan atas kesalahan anak, belum tentu dipahami anak dengan maksud yang benar.

Ubah gaya orang tua menghadapi masalah dengan cara yang lebih bijak, hadapi kekurangan anak dengan sikap yang lebih baik.

2. Be Positive

Menghentikan kebohongan bisa dilakukan orang tua dengan membantu anak melihat dirinya lebih positif.

Stop membanding-bandingkan anak. Kalaupun boleh dibandingkan adalah dengan diri anak sebelumnya, bukan dengan orang lain.

Selain itu, tanamkan dan buat anak paham bahwa dirinya adalah individu yang unik dengan kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya.

3. Biasakan Mencari Solusi

Biasakan anak untuk mencari solusi tanpa ketakutan akan kesalahan. Lakukan dengan cara membiasakan anak berdiskusi atau belajar mengekspresikan diri lewat diskusi.

Intinya, biasakan anak mencari pemecahan masalah ataupun membicarakan kesalahan. Tanamkan dalam dirinya, kesalahan adalah sesuatu yang lumrah. Anda pun tidak selalu menindaklanjuti dengan hukuman, tapi terbuka untuk mencari solusi bersama-sama.

4. Lingkungan Lebih Luas

Menghadapi peer pressure yang kerap membuat kemampuan berbohong anak kian berkembang, orang tua sebaiknya membantu anak memiliki lingkungan dan pergaulan yang lebih luas. Menyertakan anak pada klub-klub hobby atau kelompok belajar di luar sekolah bisa menjadi pilihan, agar ia memiliki pengalaman dengan banyak teman.

5. Konsekuensi Bukan Hukuman

Ketika anak berbohong, orang tua boleh saja memberikan konsekuensi. Namun konsekuensi tidak selalu berupa hukuman. Caranya bisa dengan membalikkan situasi bila anak tidak berbohong, beri pujian meski ia telah mengakui kesalahan. Tunjukkan orang tua cukup memahami dan menghargai kejujuran anak.

Laili Damayanti