Cara Aman Mengayun Bayi

By nova.id, Minggu, 30 Mei 2010 | 17:07 WIB
Cara Aman Mengayun Bayi (nova.id)

Ayunan membuat bayi merasa nyaman. Yang penting, hati-hati mengayunnya. Bila menggunakan ayunan dari kain, posisinya jangan terlalu melengkung.

Banyak ibu yang menidurkan bayinya di ayunan. Sementara si ibu sibuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasak atau membersihkan rumah. Biasanya pemandangan ini amat akrab terlihat di rumah-rumah penduduk di daerah pedesaan atau perkampungan kota. Ayunannya pun sangat sederhana, dari kain jarit yang masing-masing ujungnya diikat kuat pada tiang rumah atau tali/tambang kecil yang digantungkan di kayu langit-langit rumah.

Bagaimana dengan para ibu di kota besar? Tentu ada pula yang suka mengayun bayinya. Namun ayunannya umumnya berbentuk boks dari besi atau kayu/rotan dan dialasi kasur busa/kapuk. Yang pasti, apapun bentuk dan bahannya, si bayi sendiri memang senang, kok, diayun. "Karena dengan diayun, bayi akan merasa nyaman," ujar Dr. Najib Advani, Sp.A, MMed. Paed. Sama halnya seperti orang dewasa yang menghabiskan waktunya bersantai dengan hammock. "Apalagi jika ayunan yang dipakai mengikuti bentuk tubuhnya, seperti ayunan yang terbuat dari kain."

TULANG PUNGGUNG MELENGKUNG

Selain si bayi merasa nyaman, si ibu juga enak, kok. "Paling tidak, si ibu tak harus selalu menggendong bayinya," tukas Najib. Sehingga aktivitas lainnya dari si ibu semisal memasak tadi, jadi tak akan terganggu. Karena ibu dapat melakukannya sambil menunggui bayinya yang ada di ayunan.

"Tapi tentunya jangan terus-terusan si bayi diletakkan di ayunan," ujar Najib. Terutama bila ayunannya dari kain. Karena ayunan dari kain biasanya cenderung melengkung. Akibatnya, tubuh bayi ikut melengkung. "Tapi kalau cuma melengkung sedikit, nggak apa-apa. Tak akan berpengaruh pada tulang punggung bayi."

Itulah mengapa Najib menganjurkan agar mengusahakan posisi ayunan sehorisontal mungkin, sehingga tulang punggung si bayi tak terlalu melengkung.

Selain itu, kalau ayunannya terlalu melengkung, leher si bayi juga bisa tertekan. Akibatnya, si bayi akan kesulitan bernapas. "Ia malah jadi nggak nyaman karena nggak leluasa bernapas." Disamping, ayunan yang terlalu melengkung juga akan membuat perut si bayi tertekuk.

Kemudian soal peletakannya, saran Najib, jangan terlalu tinggi. "Kadang ada yang meletakkan ayunan tinggi-tinggi dengan alasan agar anak lain atau kakaknya nggak menganggu si bayi." Padahal, itu bisa berbahaya. Karena bukan tak mungkin si bayi akan terjatuh. Apalagi kalau bayinya gesit. Agar lebih aman, "Di bawah ayunan sebaiknya diletakkan karpet atau kasur. Sehingga kalau bayi terjatuh, masih terlindungi oleh alas di bawahnya."

KAIN LEBIH NYAMAN

Namun diluar itu, ayunan dari kain, menurut Najib, masih lebih aman dibanding ayunan dari besi/kayu. Sebab, ayunan dari besi/kayu tak ada pegangan di kedua sisinya, sehingga memungkinkan si bayi terguling dan terbentur ke sisi pembatas ketika di ayun. "Kalau mau pakai ayunan seperti itu sebaiknya diganjal dengan bantal cukup besar di kedua sisi bayi. Jadi, bayi tak akan terguling ke kedua sisi karena terhalang oleh bantal."

Sedangkan ayunan dari kain akan membatasi gerak bayi dan si bayi pun terlindungi pada kedua sisinya. "Ayunan kain secara otomatis akan memegangi bayi, sehingga kemungkinan si bayi terguling ke kedua sisi akan kecil." Tentu ikatannya harus betul-betul kuat untuk mencegah ayunan terlepas saat si bayi di dalamnya. "Dalam keadaan diam, mungkin ikatannya sudah cukup kuat. Tapi jangan lupa, waktu diayunkan, ikatan akan semakin kendur karena pengaruh berat badan bayi dan gaya sentrifugal." Jadi, tak ada salahnya untuk selalu mengecek ikatan ayunan.

Ayunan dari kain juga membuat si bayi lebih nyaman. Misalnya, si bayi pipis, maka akan langsung merembes. Sehingga sang ibu bisa segera mengetahuinya dan mengganti pokok si bayi. "Kain juga nggak panas, berbeda dengan ayunan dari besi yang alasnya papan." Selain itu, kain juga memiliki ventilasi yang bagus. Asal kainnya jangan yang terlalu tebal.

Bagaimana jika bayi diayun dalam gendongan? "Mengayun dengan tangan juga membuat si bayi nyaman." Yang penting, usahakan posisi bayi juga sedatar mungkin dan mengayunkannya jangan terlalu kuat. "Kadang ada orang tua yang terlalu gembira lalu mengayun bayinya kencang-kencang. Si bayi bisa terlempar."

GERAKAN AYUNAN

Soal gerakan ayunan ini, terang Najib, sebetulnya tak ada yang perlu dikhawatirkan. "Secara teoritis memang ada disebutkan bahwa getaran atau guncangan yang terlalu kuat memang bisa membawa akibat buruk pada si bayi. Misalnya, pendarahan di otak. Tapi itu, kan, kalau rangsangan atau getarannya terlalu kuat semisal diguncang. Tapi kalau gerakan ayunan, kan, relatif lebih smooth." Selain itu, dari ayunan tak langsung mengenai tubuh bayi, tapi mengenai ayunannya. "Jadi kemungkinan timbul cedera lebih kecil."

Namun Najib tetap minta orang tua agar berhati-hati kala mengayun bayi. "Jangan terlalu kuat atau kencang. Selain kemungkinan si bayi akan terlempar keluar dari ayunan, juga bisa membuatnya mabuk. Akibatnya, ia bisa muntah-muntah. Sama halnya dengan orang dewasa, bayi pun akan pusing kalau diayun keras-keras."

Selanjutnya yang harus diperhatikan, hindari penggunaan ayunan setelah si bayi bertambah besar. Takutnya, si bayi akan keluar dari ayunan dan terjatuh. Apalagi jika orang tua lengah dan si bayi tak ditunggui. "Jadi kalau si bayi kira-kira sudah bisa keluar sendiri dari ayunan, sebaiknya hentikan menggunakan ayunan," anjur Najib. Begitupun jika bayinya termasuk gesit.

Agar Aman Saat Diayun

Apapun jenis ayunan yang tersedia untuk si kecil, Anda harus memperhatikan faktor keamanannya. Apa saja?

* Jangan meninggalkan si kecil di dalam ayunan terlalu lama. Sementara Anda asyik dengan aktivitas lain. Sesekali tengoklah untuk mengontrol kondisinya, misalnya popoknya basah, posisinya berubah, atau ia sudah terbangun dan menggeliat-geliat.

* Jangan biarkan anak kecil lain mengayunnya tanpa pendamping. Dikhawatirkan terjadi kecelakaan bila ia mengayun bayi terlalu kuat.

* Periksalah ayunan si bayi secara berkala. Ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya tali ikatan mulai kendor untuk ayunan dari kain jarit.

* Jauhkan benda-benda keras dan berujung runcing, seperti meja atau kursi, dari sekitar ayunan. Dikhawatirkan saat diayun membentur benda tersebut.

* Jika ia sudah agak besar, misalnya mulai bisa memanjat-manjat, jangan biarkan ia naik turun ayunan sendiri agar tidak jatuh.

Hasto Prianggoro, Riesnawiati/ /nakita