Komunitas Bernuansa Islam, Makin Giat Saat Ramadan

By , Senin, 6 Juli 2015 | 08:45 WIB
Edukasi dan sosialisasi dilakukan oleh komunitas HC agar masyarakat melek produk halal. (Foto: Dok Pri) (Nova)

Komunitas Pejuang Shubuh, Ajak Masyarakat Ramaikan Masjid Saat Shubuh

komunitas bernuansa islam yang satu ini didominasi kaum adam. Awalnya, Komunitas Pejuang Subuh (PS) digagas oleh anak-anak muda yang merasa prihatin melihat masjid yang selalu sepi saat salat Subuh tiba. Terlebih saat melihat lebih banyak pria separuh baya dan lanjut usia yang melakukan salat Subuh di masjid.

Salah satunya Didot, mualaf yang prihatin melihat keadaan ini bahkan merasa susah mencari kawan yang seusia dengannya untuk salat Subuh. Untungnya, ia memiliki sahabat, Iman, yang kemudian membangunkannya salat Subuh secara teratur. Setelah 40 hari tidak terputus salat Subuh, ia pun mengajak Rico untuk ikut 40 hari salat Subuh di masjid tanpa putus.

Baca: Pernah Tinggal di Indonesia, Warga AS Ini Hidupkan "The Indonesianist Community"

Didot akhirnya memutuskan mengajak lebih banyak lagi lewat sosial media Twitter dan membuat akun @PejuangSubuh atas saran Ustaz Felix Siauw. Tepat pada 23 Agustus 2012 saat bulan suci Ramadan, Didot memulai gerakannya lewat sosial media. Ia tak menyangka respons yang diterima di luar perkiraannya. Followers di dunia maya terus meningkat dan pengajian offline yang diadakan di masjid pun bertambah banyak.

Ada beberapa gagasan yang ia lemparkan sebelum Subuh, yakni ngetwit mengajak salat Subuh dan mention ke akun@PejuangSubuh. “Setelah 40 hari salat Subuh di mesjid, akan di-follow kembali. Ternyata banyak follower yang ingin di-follow kembali, maka ajakan salat Subuh di masjid jadi sangat diminati,” ujar Arisakti Prihatwono mewakili komunitas PS.

follower bisa menembus angka 100 ribu. Teman-teman yang bergabung niatnya ingin menegakkan kalimat tauhid,” jawab Ari.

Mimpi agar salat Subuh dapat seramai salat Jumat ternyata pelan-pelan bisa diwujudkan. “Bagi yang laki-laki, harus bisa lolos 40 hari salat Subuh di masjid tidak putus, sedangkan bagi kaum perempuan wajib 30 hari tak putus, cukup di rumah. Jika lolos, akan diberikan nama Mujahid Subuh bagi laki-laki dan Mujahiddah Subuh bagi perempuan dan dilantik agar istiqomah,” tutur Ari.

Baca: Hiiii..Komunitas Ini Gemar Berburu Foto Hantu!

Beberapa waktu lalu, tepatnya Maret 2015, Komunitas Pejuang Shubuh mengadakan agenda besar yaitu Silaturahmi Nasional Pejuang Subuh se-Nusantara. “Kegiatan rutin kami tentu membangunkan teman untuk salat Subuh, atau siapapun yang berkenan. Sedangkan di bulan Ramadan rencananya akan ada mabit PS di lokasi masjid yang akan digusur,” katanya.

Ditambahkan Ari, komunitas PS sudah memiliki perwakilan di 15 kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, Ciamis, Bandung, Tasikmalaya, Cirebon, Pekalongan, Solo, Surabaya, Gresik, dan Palu. “Bagi yang tertarik bergabung bisa mengirimkan pesan lewat Facebook Fanspage di akun PejuangSubuhID. Kami memang terbuka untuk teman-teman yang bisa satu visi dan meramaikan salat Subuh seperti halnya salat Jumat,” harap Ari.

Ke depan, komunitas PS akan mengkader dan menciptakan Mujahid Subuh sebanyak-banyaknya. “Semoga akan semakin banyak Mujahid Subuh dan bersama-sama melakukan dakwah, semata untuk meraih rida Allah,” harap Ari.

Swita A Hapsari, Foto: Dok Pri

Klik halaman selanjutnya untuk melihat kegiatan positif dari komunitas bernuansa islam lainnya.