Anda dapat membantu si kecil tetap merasa nyaman dengan cara-cara berikut ini:
*Jika ia peka terhadap suara, usahakan rendahkan volume suara radio, teve, bel pintu, juga dering telepon. Begitu pun volume suara Anda saat berbicara dengan si kecil atau mendendangkannya. Minta orang seisi rumah melakukan hal sama.
*Jika penglihatannya sangat peka,gunakan tirai untuk menggelapkan kamar tidurnya sehingga ia bisa tidur di siang hari. Hindari cahaya yang sangat terang di ruangan di mana ia sering berada. Usahakan jangan memberi rangsangan visual terlalu banyak. Gantungkan hanya satu mainan di tempat tidurnya atau letakkan satu-dua mainan di kotak bermainnya. Pilih mainan berdisain sederhana dan berwarna lembut, jangan pilih yang rumit dan berwarna mencolok.
*Jika indera pengecapnya sangat peka, perhatikan makanan yang Anda konsumsi bila ia masih diberi ASI. Rasa "aneh" pada air susu Anda, bukan hanya membuatnya rewel, juga menyebabkan ia menolak disusui. Bisa juga mencoba susu formula dengan rasa lain bila ia rewel saat minum susu botol. Begitu pun waktu ia mulai makan makanan padat. Jika ia rewel setelah beberapa kali Anda memperkenalkannya pada satu jenis makanan padat, cobalah untuk menggantinya dengan jenis lain atau rasa yang berbeda.
*Jika ia peka terhadap sentuhan,segera ganti popoknya begitu ia mengompol dan kenakan baju dari bahan lembut yang agak longgar. Atur suhu ruangan sesuai tingkat kepekaannya. Jangan terlalu banyak memegang dan memeluknya, atau pelajari cara mana yang tampaknya tak terlalu mengganggunya saat Anda menggendong/memeluknya.
*Jika penciumannya sangat peka,umumnya ia akan terganggu oleh bau "aneh". Beberapa bayi mulai menunjukkan reaksi negatif terhadap bau tertentu menjelang akhir tahun pertama. Bau bawang yang digoreng, parfum ayah/ibunya, pewangi ruangan, atau bau obat penyemprot nyamuk, dapat membuat bayi gelisah dan tak gembira.
Mengatasi Bayi Sulit
* Usahakan membuat jadwal harian sesuai kecenderungan alami bayi. Bila perlu, buat catatan harian untuk menemukan pola waktu dari hari-hari bayi Anda. Misal, pada saat kapan saja ia rewel dan apa saja penyebabnya, sekitar jam berapa ia biasanya lapar dan tidur, dan sebagainya.
* Sedapat mungkin lakukan hal yang sama pada waktu yang sama setiap hari. Saat menyusui, misalnya. Meski ia tampaknya tak lapar atau sudah lapar sebelum waktunya, usahakan untuk tetap bertahan pada jadwal. Bila perlu, beri ia makanan kecil jika ia tampak lapar di antara waktu-waktu menyusui.
* Pada tahap awal, Anda hendaknya tak bersifat kaku atau sangat ketat terhadap jadwal. Sedikit kekacauan tak masalah. Yang penting, pada akhirnya nanti si kecil menjadi terbiasa dengan suatu rutinitas atau melakukan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
* Hindari hal-hal yang dapat mengganggu kenyamanan tidur si kecil. Jika ia suka begadang, ayah dan ibu dapat bergiliran melakukan tugas malam. Perhatikan hal-hal apa saja yang membuatnya suka begadang sehingga Anda dapat menghindarinya, lalu cobalah perlahan-lahan menetapkan jadwal tidur yang lebih baik.
* Perkenalkan ia pada obyek-obyek baru secara bertahap. Misalnya, gantungkan mainan baru di boksnya untuk 1-2 menit, lepaskan dan pasang lagi beberapa saat kemudian untuk waktu sedikit lama. Begitu seterusnya sampai ia siap untuk menerima dan menikmati mainan baru tersebut.
* Mintalah orang-orang "baru" untuk tak langsung mendekati si kecil. Mula-mula mereka bisa menatap si kecil dengan jarak agak jauh dan mengajaknya bicara dari kejauhan pula. Minta mereka sering hadir dan menyapanya sampai akhirnya si kecil tak merasa asing lagi.
* Perkenalkan satu jenis makanan baru secara bertahap, mulai dari jumlah yang sangat sedikit. Jangan tambah dengan makanan baru lainnnya sebelum si kecil dapat menerima makanan baru pertamanya.
* Hindari membeli botol susu baru dengan bentuk atau warna yang sangat berbeda. Begitu pun barang-barang lain untuk keperluan si kecil seperti seprei, selimut, dan sebagainya.
Dimensi Temperamen Anak
Menurut Thomas & Chess, psikolog anak terkenal, ada 9 dimensi temperamen pada anak. Yaitu: 1. Tingkat aktivititas. 2. Keteraturan yang menyangkut pola kehidupan sehari-hari seperti jadwal makan dan tidur. 3. Respon terhadap stimulus baru yang diberikan. Misalnya, bagaimana sikapnya ketika didekati orang baru, apakah ia mendekat atau malah menjauh. 4. Kemampuan beradaptasi terhadap stimulus baru seperti obyek atau orang baru. 5. Ambang responsif, yakni seberapa besar responnya terhadap stimulasi yang diberikan. Ada bayi yang hanya mendengar suara sedikit saja langsung bereaksi, tapi ada juga bayi yang menunjukkan reaksi lambat meski sudah diberi stimulus sedemikian rupa. 6. Intensitas reaksi yang muncul. 7. Suasana hati yang sering ditampilkan, apakah lebih banyak murung, menangis, atau tersenyum. 8. Seberapa mudah perhatiannya beralih. Apakah ia cepat berganti kegiatan sesaat setelah melakukan sesuatu kegiatan atau sebaliknya. 9. Jangkauan perhatian dan ketekunannya, yakni seberapa lama tingkat konsentrasinya terhadap sesuatu yang dikerjakan.