Hati mereka tak tenang lantaran sampai hari Jumat belum ada kabar soal NPD. Sabtu (22/3) menjelang sore saat sedang mencari NPD, Upik ditelepon adiknya. Ia diminta ke kantor polisi. "Di sana ada saksi yang mengaku melihat seorang gadis berteriak-teriak di sebuah bukit bersama seorang pemuda. Ketika saya tunjukkan foto NPD, saksi itu membenarkan itulah gadis yang dilihatnya. Ia bilang tidak bisa membantu karena ketika didekati, gadis itu tidak minta tolong, walaupun wajahnya terlihat ketakutan. Dia lalu menyuruh mereka pulang."
Meski belum jelas keberadaan anak mereka, Yazid dan Upik bersyukur mulai ada titik terang. Keduanya lalu pulang ke rumah. Lepas magrib, Upik kembali ditelepon adiknya dan diminta datang lagi ke kantor Polsek karena NPD sudah ditemukan. Sampai di Polsek, mulanya mereka belum bertemu NPD. "Kata polisi, surat penangkapan pelakunya sedang diketik. Kami lalu keluar pintu Polsek. Kami lihat NPD sudah berdiri di situ," ujar Upik. Remaja putri penyuka warna biru itu langsung berlari memeluk ibunya.
"Mama, Dedek (panggilan sayang NPD, Red.) dihipnotis dan diperkosa," ujar NPD seperti ditirukan ibunya. Setelah berucap, NPD langsung pingsan diikuti Upik. Tak lama, keduanya pun siuman. Namun, alangkah terkejutnya Upik dan Yazid melihat perubahan sikap NPD yang drastis setelah sadar kembali. "Duduknya seperti laki-laki, kakinya ditumpangkan ke kaki satunya, lalu dengan nada kasar ia minta rokok. Waktu saya tegur, ia malah menjawab hal seperti itu sudah biasa mereka lakukan di kos," papar Upik.
Hilang Ingatan
Meski bersyukur NPD ditemukan kembali, tak urung Upik dan Yazid syok lantaran kondisi NPD sangat memprihatinkan. Bibirnya sangat kering, tubuhnya lemah, dan terlihat lingkaran hitam di sekitar matanya. Mereka lalu membawa NPD pulang ke rumah, tapi sampai di sana warga sudah banyak berkumpul. Hanya beberapa saat di rumah, NPD lalu dibawa orangtuanya ke daerah Ikan Banyak. Di sebuah surau di sana, mereka menginap dua malam untuk menenangkan kondisi NPD.
Di sana, ia dirukyah oleh seorang kiai. Yang juga menyayat hati kedua orangtuanya, NPD tak mengenali siapa pun saat itu, termasuk orangtuanya dan guru-guru sekolahnya yang menjenguk di surau pada malam kedua. "Dia bilang siapa itu? Aku enggak kenal, aku enggak sekolah. Waktu ditanya ini apa sambil kami menunjuk jilbab, dia bilang nggak tahu. Waktu dikasih tahu, dia malah tanya jilbab itu apa. Padahal selama ini dia pakai jilbab ke sekolah," tutur Upik pilu.
Dua hari setelah ditemukan, yaitu Senin, NPD dibawa kedua orangtuanya ke rumah sakit untuk dimintakan visum agar bekas lukanya tak terlanjur hilang. NPD sempat bersikeras menolak karena dokternya seorang pria. Dengan bantuan ibunya, akhirnya NPD bisa divisum. "Banyak (kulit berwarna) hijau di bagian dadanya, entah apa karena dia tidak mau cerita. Selama seminggu, dia juga mengeluh sakit saat buang air kecil dan besar," ujar Upik sedih.
Hari itu pula, dengan bantuan warga setempat, NPD bertemu dengan Lembaga Perlindungan Anak Sumatera Barat yang mendampinginya sejak saat itu untuk proses hukum dan pengobatannya ke psikiater. Selama seminggu dirawat psikiater, banyak kemajuan yang diperoleh NPD. Ingatannya mulai pulih sehingga ia bisa menceritakan kembali peristiwa yang dialaminya.
Menurut cerita NPD, pada saat diculik ia sedang berjalan di pinggir jalan. Saat itulah, seorang pemuda yang ternyata bernama AR (22) berhenti di sebelahnya. AR yang mengendarai motor menyuruh NPD membonceng. NPD menolak karena tak merasa kenal. Namun, AR memaksa dan membentaknya, menyuruh remaja berambut lurus ini naik ke motor. Ia juga menyuruh NPD menurut padanya. Saat itulah, remaja yang lahir di Serang, Jawa Barat itu merasa tidak berdaya dan akhirnya mengikuti perintah AR.
Dicekoki Rokok
NPD mengaku dibawa ke jalanan yang ia tak tahu, berbelok-belok melewati persawahan, dan akhirnya sampai di Bukit Solok. Di sanalah gadis ini berteriak memanggil ibunya lewat telepon, tapi ponselnya langsung direbut dan dimatikan oleh AR. Di situ pula mereka bertemu saksi yang kemudian menyuruh mereka pulang. Dari bukit itu, AR membawa NPD ke kontrakan temannya dan menginap semalam di sana. "AR lalu diberitahu temannya bahwa di situ ia sudah tidak aman karena warga sudah mencari NPD."
NPD lalu dibawa AR ke rumah temannya yang lain. Hanya satu jam di sana, AR dan NPD lalu pergi ke kos teman AR. Di sana, mereka menginap tiga malam. "Di sana NPD 'dirusak' oleh pelaku. Dia juga tidak diberi makan dan minum berhari-hari. Selama di kos itu dia dicekoki rokok dan minuman berwarna putih yang ada rasanya, yang belum pernah dicobanya. Ternyata minuman keras. Di sana, NPD juga selalu dikunci di kamar, tidak bisa melarikan diri," papar Upik sambil bergidik.