Sinta Tantra Menuai Sukses Di Pasar Seni Internasional

By nova.id, Selasa, 22 April 2014 | 02:39 WIB
Sinta Tantra Menuai Sukses Di Pasar Seni Internasional (nova.id)

Sinta Tantra Menuai Sukses Di Pasar Seni Internasional (nova.id)

"Foto: Dok Pri "

Apa kabar, sedang sibuk kegiatan apa saat ini?

Kabar baik. Kebetulan saat ini saya sedang sibuk dengan berbagai pekerjaan seni untuk publik dan pameran baik di Inggris maupun di negara lain.

Boleh diceritakan tentang perkenalan Anda dengan dunia seni?

Saya berasal dari keluarga yang sangat besar. Saya anak bungsu dari 5 bersaudara. Walaupun orangtua berasal dari Bali tapi sebenarnya saya tidak pernah merasakan hidup di Indonesia. Hal itu dikarenakan pekerjaan ayah saya mengharuskan kami semua berpindah dari satu negara ke negara lain. Saya lahir di New York dan pindah ke London saat berumur 7 tahun.

Kami sekeluarga kerap pergi menikmati liburan di Eropa dan Indonesia. Kami selalu mengunjungi galeri seni dan museum. Sepertinya saya lebih menikmati pengalaman itu dibandingkan saudara-saudara saya.

Cita-cita saya ketika masih kecil adalah menjadi seorang musisi. Maklum hobi saya bermain piano. Nah, beranjak dewasa ternyata saya lebih menyukai seni melukis dibandingkan musik. Pasalnya saya lebih senang diberikan kebebasan tanpa harus melakukan pertunjukan di depan banyak orang.

Lalu saya mendalami studi tentang seni di Slade School of Fine Art dan Royal Academy of Arts, London. Di sini mata saya terbuka bahwa seni bukan cuma soal bisa dinikmati setiap orang, tapi harus bisa berkolaborasi dengan banyak bidang, misalnya dari sisi bisnis. Sebab itu saya menggandeng banyak rumah seni dalam berkarya.

Sebutkan beberapa karya yang sudah dihasilkan?

Ada beberapa karya seni publik yang sudah saya kerjakan seperti Canterbury Christ Church University, Transport for London's Art on the Underground programme Platform for Art, Create KX London, the London Borough of Camden, the Southbank Centre, Canary Wharf Group, Liverpool Biennial, Royal British Society of Sculptors, dan Bristol Royal Children's Hospital.

Bagaimana caranya hingga karya tersebut bisa menembus pasar seni dunia?

Awalnya saya tidak pernah memikirkan hal itu. Bagi saya, dalam berkarya yang terpenting adalah dedikasi, gairah, dan percaya dengan apa pun yang saya lakukan. Saya juga senang belajar dari orang lain. Kalau bicara kesulitan, tentu saja ada. Apalagi pasar seni Inggris terkenal sudah mapan. Saya harus mendapatkan relasi rumah seni yang bisa diajak bekerjasama.