TabloidNova.com - TP (40), ibunda AK (5), korban kekerasan seksual oleh petugas kebersihan, mengaku sempat frustrasi sejak mendengar pengakuan AK. Tindak pelecehan seksual yang terjadi di sekolah anaknya itu diperkirakan terjadi pada bulan Februari hingga Maret 2014.
Pasalnya, selama bulan itu TP menemukan kejanggalan terhadap perilaku putra sulung dari dua bersaudara itu. Bahkan, perubahan perilaku seperti mengigau dan mengompol mengalami peningkatan memasuki bulan Maret. "Dia tidak lagi mau tidur sendirian. Puncaknya dia tidak mau sekolah," jelasnya.
AK baru mulai menceritakan semua pengalaman pahitnya setelah dibantu oleh seorang psikolog. AK mengatakan bahwa orang yang "menakalinya" memakai baju biru. Ketika informasi tersebut ditindaklanjuti ke pihak keamanan sekolah, diketahui bahwa orang yang memakai baju biru itu adalah cleaning service dan tukang kebun. Tindak lanjut pihak sekolah kemudian membuahkan hasil dengan tertangkapnya dua orang terduga pelaku, AI dan VA (sebelumnya disebut AG dan FRJ alias AW).
Andi M. Asrun, kuasa hukum korban, mengatakan bahwa apa yang terjadi ini sangat bertentangan dengan semangat sekolah tempat AK menimba ilmu. "Kasus ini jadi semacam perlawanan terhadap deklarasi sekolah sebagai zona damai dan aman bagi anak. Apalagi sekolahnya dengan status keamanan yang tinggi di Jakarta," ucapnya.
Seperti dilaporkan sebelumnya, AK, seorang siswa TK Internasional di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, menjadi korban kekerasan seksual di toilet sekolahnya. Pelaku yang menurut penuturan AK berjumlah lima orang diketahui bekerja sebagai karyawan outsourcing.
Selain menjadi korban kekerasan seksual, AK juga mengaku kerap dipukuli oleh para pelaku. Pada Rabu (22/3), AK menderita demam tinggi dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit. Dari hasil pemeriksaan terungkap bahwa AK kena herpes.
Edwin Yusman