TabloidNova.com - Kisah pilu dialami seorang murid TK Internasional di Jakarta Selatan berinisial AK. Kepada sang bunda, bocah berjenis kelamin pria ini mengaku menjadi korban kekerasan seksual di toilet sekolahnya. Pelaku yang menurut penuturan AK berjumlah 5 orang ini kemudian diketahui bekerja sebagai karyawan outsourcing.
Kisah kelam ini mulai terungkap ketika TP (40), ibunda korban menemukan kejanggalan terhadap perilaku AK. "Sebelum berangkat sekolah, dia memencet penisnya agar mengeluarkan air kencing. Katanya, takut kencing di sekolah," ungkap TP.
Selain jadi sering mengompol dan enggan bersekolah, "Kalau tidur sering mengigau, 'Stop don't do that, go away from me!' Lalu menangis," jelas ibu beranak dua ini Senin (14/4).
Kecurigaan bahwa anak sulungnya ini menyimpan rahasia semakin besar setelah TP menemukan luka memar di perut sebelah kanan. Saat ditanya, AK mulai menceritakan bahwa ia "dinakali". Dengan sabar dan menahan emosi, sedikit demi sedikit TP berhasil mendapat keterangan dari AK.
Selain menjadi korban kekerasan seksual, AK juga mengaku kerap dipukuli oleh para pelaku. Sampai kemudian pada Rabu (22/3), AK menderita demam tinggi dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit. "Hasil selesai Kamis (23/3), dari hasil pemeriksaan terungkap bahwa AK kena herpes!"
Kasus ini mulai menemukan titik terang setelah petugas keamanan sekolah memperlihatkan sejumlah foto karyawan kepada AK karena AK tidak mengetahui nama para pelaku. "Anak saya langsung menunjuk satu perempuan benama AFR, dan dua laki-laki bernama AG dan AW," ujar TP.
Jumat (25/3), TP melaporkan tindak kekerasan seksual itu ke pihak kepolisian. Rabu (3/4) polisi menangkan dua orang karyawan outsourcing bernama AG dan FRJ alias AW. Usai menangkap dua orang itu, menyusul ditangkap ZN dan AWR.
TP berharap kasus ini segera terungkap dan semua pelaku mendapat hukuman yang setimpal. Demi masa depan AK, TP kini rutin membawa AK terapi psikologis.
Harusnya hari ini AK mendatangi Polda Metro Jaya untuk mengidentifikasi dua pelaku lainnya yakni ZN dan AWR. "Tetapi dia enggak mau, dan saya enggak mau memaksa," tukas wanita yang bersuamikan orang asing itu.
Akibat tertundanya proses identifikasi itu, ZN dan AWR hingga kini belum ditahan pihak kepolisian. Sementara AFR dibebaskan karena belum cukup bukti.
Edwin Yusman
KOMENTAR