Seno Gumira Ajidarma Luncurkan Buku Audio Trilogi "Insiden"

By nova.id, Minggu, 13 April 2014 | 04:22 WIB
Seno Gumira Ajidarma Luncurkan Buku Audio Trilogi Insiden (nova.id)

TabloidNova.com - Setelah sukses meluncurkan buku audio berbahasa Indonesia pertama yang mengadaptasi novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, Digital Archipelago yang didukung Galeri Indonesia Kaya kembali meluncurkan buku audio Trilogi Insiden karya Seno Gumira Ajidarma, Kamis (10/4) di Auditorium Galeri Indonesia Kaya.

Dalam acara menarik ini para pengunjung diajak memasuki dunia sastra Indonesia modern melalui narasi karya Seno Gumira Ajidarma. Narasi tersebut dibacakan oleh lima tokoh ternama Indonesia: Ayu Laksmi, Butet Kartaredjasa, Landung Simatupang, Niniek L. Karim, dan Ria Irawan.

Kelima tokoh ini membawakan kumpulan cerpen Saksi Mata, buku pertama dalam Trilogi Insiden, yang juga berisi roman Jazz, Parfum, dan Insiden, serta kumpulan esai Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara.

"Ini adalah karya saya yang pertama kali dibuat dalam bentuk buku audio dengan bantuan banyak sahabat yang mau meluangkan waktu membacakan karya saya dan memberikan atmosfer berbeda dalam setiap kisah yang dibacakan. Buku audio ini penting bagi sastra Indonesia, juga menarik karena memanfaatkan internet, teknologi komunikasi mutakhir yang paling populer saat ini," ujar Seno.

Ayu Laksmi menambahkan, bahwa Trilogi Insiden merupakan bagian dari catatan sejarah dan bukti perjuangan Seno Gumira Ajidarma yang mendokumentasikan peristiwa Timor Timur melalui rangkaian kata-kata dari sudut pandang seorang penulis dan seniman.

"Maka ketika saya diminta membawakan Seruling Kesunyian dengan aransemen musik tersendiri, saya tak membutuhkan waktu yang lama untuk memberikan persetujuan," ujarnya.

Selain Ayu Laksmi, ada pula Ria Irawan yang membaca Kepala di Pagar Da Silva. Juga juga Butet Kartaredjasa yang membacakan cerpen Darah itu Merah, Jenderal, sementara Landung Simatupang menarasikan cerpen berjudul Listrik, dan Niniek L. Karim menarasikan Telinga.

Ke-5 tokoh ini membawakan cerpen yang diambil dari kumpulan cerpen Saksi Mata, buku pertama dalam Trilogi Insiden. Cerpen-cerpen ini memiliki riwayat yang sudah dikenal, yakni dibuat setelah penulisnya dilepaskan dari tugasnya pada 1992 karena pemberitaan mengenai Insiden Dili 12 November 1991.

Sebagai informasi, kumpulan cerpen Saksi Mata mendapat Penghargaan Penulisan Karya Sastra (1995) dari Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kemudian terbit di Australia (1995). Penerjemahnya, Jan Lingard, diberi penghargaan Dinny O'Hearn Prize for Literary Translation dalam Premier's Literary Award (1997).

Cerpen-cerpen Saksi Mata juga pernah dibacakan di Taman Ismail Mazuki, Jakarta, dan Purna Budaya, Yogyakarta, pada 1994, dengan sambutan yang baik.

Sementara itu, novel berjudul Jazz, Parfum & Insiden yang diterjemahkan dan sebagian dimuat di Silenced Voices: New Writing from Indonesia (Honolulu, 2000), diterbitkan secara lengkap dalam Bahasa Inggris pada 2002. Sedangkan Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara merupakan kumpulan esai.

Intan Y. Septiani