Keinginan Feby Lorita Pulang Kampung Sudah Terpenuhi

By nova.id, Senin, 10 Februari 2014 | 10:09 WIB
Keinginan Feby Lorita Pulang Kampung Sudah Terpenuhi (nova.id)

Evy memang belum pernah bertemu langsung dengan Ed, tapi pernah mendengar namanya dari Feby. "Feby cerita, kenal Ed karena sama-sama tinggal di apartemen itu. Baru sekitar lima bulan Feby tinggal di sana. Mereka dekat karena Ed menawarkan kepada Feby untuk membisniskan mobilnya. Daripada mobil Feby menganggur, lebih baik disewakan. Ed yang mencarikan order-nya," kisah Evy.

Bahkan, menurut cerita Feby kepada Evy, "Adik saya juga dekat dengan istri dan anak Ed. Sering, kok, mereka main ke apartemen Feby. Bahkan, kalau Feby tidak di rumah, istri Ed dan anaknya suka main di kamarnya. Makanya, sewaktu olah TKP, ada celana dalam anak-anak di kamar itu."

Evy juga menjelaskan, istri Ed bekerja sebagai perawat dan anaknya sering ke kamar dan bermain bersama Febby. "Anak itu juga sering dibawa sama Feby," ungkap Evy sembari menjelaskan sepasang sepatu anak-anak yang juga ditemukan di mobil Feby.

Begitu dekatnya hubungan mereka, bahkan Feby tak keberatan meminjamkan uang kepada Ed. Bila dihitung, jumlahnya belasan juta rupiah. Salah satunya, uang itu digunakan untuk keperluan anak Ed berobat. Feby juga pernah menunjukkan bukti kuitansi dari dokter."

Belakangan, Feby mencoba menagih utang kepada Ed. Namun utang tak kunjung dibayar. "Feby pernah menunjukkan ke saya percakapan soal utang piutang itu di ponselnya. Mungkin saja Feby keras saat menagih dan membuat Ed sakit hati. Jadi saya yakin, bukan persoalan asmara. Terbukti, barang-barang milik Feby juga diambil pelaku, termasuk perhiasan dan komputer Feby."

Peristiwa yang tak mengenakkan itu lantas membuat Feby pernah mengutarakan keinginan untuk pulang kampung ke Bengkulu. "Saya bilang, kayaknya dia memang banyak masalah di Jakarta. Saya juga mendukung rencananya. Sekarang, dia memang benar sudah pulang kampung, tapi hanya abu jenazahnya," kata Evy dengan nada getir.

Keinginan Feby Lorita Pulang Kampung Sudah Terpenuhi (nova.id)

"Mobil Nissan putih dengan mayat di bagasi itu semula diparkir di dekat tempat pemakaman umum dan sempat menggegerkan masyarakat sekitar. (Foto: Tribun News) "

Menyukai Seni

Bagi Evy, adiknya adalah sosok single parent yang tangguh. "Selama berumah tangga, Feby sudah mencari nafkah sendiri. Bahkan, dia yang menjadi penopang hidup keluarganya. Pernikahannya kandas karena banyak hal. Sekitar lima bulan silam, Feby sendiri yang mengurus perceraiannya. Dia cerita, sudah habis Rp7 jutaan untuk bayar berkas perceraian. Dia sering pasang status (BBM, Whatsapp dan Line) yang sedih," ungkap Evy seraya mengatakan, Feby sudah resmi menjanda.

Menurut Evy, adiknya memang sudah sering berantem dengan suaminya di tahun pertama pernikahan. "Ketika terjadi pertengkaran, anaknya dititipkan ke rumah saya. Ketika mereka berbaikan, anaknya diambil lagi. Saya sempat protes, karena sudah sayang pada anaknya, menggemaskan," tutur Evy sembari menjelaskan Febby adalah bungsu dari lima bersaudara pasangan mendiang Betty dan Achmad.

Evy juga mengenangkan masa indahnya selama bersama Feby. "Saya masih ingat betul saat menggendongnya semasa dia kecil. Jarak usia kami, kan, cukup jauh. Lulus SMA dia melanjutkan kuliah di jurusan desain di universitas swasta di Jakarta. Dia memang bercita-cita jadi desainer interior. Sejak kecil, dia memang suka hal-hal yang berbau seni. Sejak lulus kuliah di usia 24 tahun, Febby bekerja sebagai desainer interior di sejumlah perusahaan di Jakarta."

Menurut Evy, sang adik menikah lima tahun lalu. Setelah menikah, Febby sempat tinggal di Kota Wisata Cibubur, sebab kantor tempat Febby bekerja juga berada di wilayah Cibubur. "Setelah memiliki anak, dia lebih banyak mengerjakan proyek di rumah. Jadi dia bisa kerja di rumah," ungkap Evy.

Namun akibat persoalan keuangan suaminya, Febby menjual rumah di Kota Wisata Cibubur dan pindah ke apartemen Cibubur Village. "Uang muka pembelian apartemen itu hasil menjual rumah. Ketika itu, sebagian uang juga digunakan suaminya untuk menjalankan bisnis trading. Hendrik menjanjikan membantu cicilan apartemem. Namun karena sesuatu hal, cicilan itu tak sanggup terbayar."