Duka Uga Wiranto "Inal Sempat Membasuh Kaki Saya..."

By nova.id, Selasa, 4 Juni 2013 | 02:24 WIB
Duka Uga Wiranto Inal Sempat Membasuh Kaki Saya (nova.id)

Duka Uga Wiranto Inal Sempat Membasuh Kaki Saya (nova.id)
Duka Uga Wiranto Inal Sempat Membasuh Kaki Saya (nova.id)
Duka Uga Wiranto Inal Sempat Membasuh Kaki Saya (nova.id)

"Salah satu puisi karya almarhum Inal mberjudul Cinta dan Kematian. (Foto: Moonstar Simanjuntak / NOVA) "

Kumpulan Puisi

Kenangan manis yang juga akan terus disimpan Uga adalah koleksi puisi Inal yang cukup banyak. Dalam pengajian yang digelar di rumah duka selama tujuh hari berturut-turut, sang ayah selalu mengakhiri pengajian dengan membacakan beberapa puisi karya Inal.

"Kumpulan puisi ini memang banyak berbicara mengenai masalah cinta, agama, kehidupan, dan kehidupan lain yang tidak di sini," kata Wiranto menjelaskan makna salah satu puisi Inal berjudul Cinta dan Kematian.

Bagi Uga dan keluarga, makna setiap puisi yang dibuat si bungsu menjadikan isyarat untuk terus menjaga keimanan keluarganya. "Sa­ya ingat, suatu kali Inal pernah bikin puisi lalu bercerita sama saya soal puisi itu. Tapi saya lupa judulnya, soalnya semua puisi Inal sekarang dipegang Bapak. Puisi itu kalau tidak salah berkisah tentang temannya. Bahwa tidak semua temannya mau diajak untuk berbuat kebaikan," tutur Uga.

Kini harapan Uga seolah pupus. Semula ia ingin sang putra bungsu yang amat disayanginya itu bisa ikut membantunya di bidang pendidikan guna memajukan sekolah dan yayasan yang didirikannya di Gorontalo, Sulawesi Selatan. Namun ia meyakini, semua ini sudah menjadi suratan takdirnya.

Dan saat ini yang bisa ia lakukan hanyalah berserah dan mendekatkan diri kepada Allah. "Pasrah, bersyukur saja kepada janji Allah. Empat bulan dia di dalam kandungan, sudah tertulis kapan dia menikah, kapan dia meninggal. Jadi, dijalani­ saja. Pada surat Al-Baqarah 286 yang berbunyi, Tuhan tidak akan mencoba manusia melebihi kemampuan manusia untuk mengatasinya, jadi saya yakin itu. Setelah kegelapan, tentu ada terang. Setelah kesusahan, pun pasti ada kemudahan. Kami sayang dan sangat mengasihi dia, tapi dia hanyalah titipan dan amanah. Jika Sang Pemilik mengambilnya, kami harus ikhlas," tuturnya bijak.

Rasa duka pun amat dirasakan kedua kakak Inal, Amalia Siyanto dan Ika Mayasari. Namun keduanya sudah mengikhlaskan adik kesayangan mereka untuk pergi selama-lamanya.

 Swita A. Hapsari