Cerita Siswi Korban Pelecehan "Saya Sudah Tak Ada Harganya" (1)

By nova.id, Senin, 11 Maret 2013 | 03:00 WIB
Cerita Siswi Korban Pelecehan Saya Sudah Tak Ada Harganya 1 (nova.id)

Cerita Siswi Korban Pelecehan Saya Sudah Tak Ada Harganya 1 (nova.id)

"Kondisi MA belakangan ini kian drop, ia belum berani masuk sekolah. (Foto: Dok TV One) "

Seorang siswi SMA kelas 3, diduga mengalami pelecehan seksual yang dilakukan wakil kepala sekolahnya. Sedih, bingung, dan tertekan membuatnya enggan masuk sekolah. Padahal, sebentar lagi ia mesti menjalani ujian nasional.

Belakangan ini MA (17), siswi kelas 3 SMAN 22 Jakarta Timur, lebih suka mengurung diri di rumah. Itu berlangsung setelah ia membuka kasus pelecehan seksual yang dialaminya. Remaja yang tinggal di kawasan Utan Kayu, Jakarta Timur, ini beberapa waktu lalu melaporkan T (47), wakil kepala sekolahnya, ke Polda Metro Jaya. T, menurut laporan MA, beberapa kali melakukan pelecehan seksual terhadapnya.

"Bebeberapa hari terakhir ini dia terus menangis. Kondisi psikisnya sangat drop. Dia merasa hidupnya sudah tak berarti," ujar Heru Narsono (50), salah seorang yang menjadi tempat MA mengadu.

Genggam Tangan

Kisahnya bermula dari kedekatan MA dengan T. Seperti dituturkan MA kepada Heru, menjelang kenaikan kelas sekitar Mei lalu, MA berdarmawisata ke Jogja dan Bali. MA yang saat itu kelas 2 IPS, duduk di bus bagian belakang. Dalam perjalanan, MA merasa kepalanya pusing. Selanjutnya, ia diminta T duduk di bangku sebelahnya yang kosong.

MA yang menurut Heru sejak kecil tak mengenal ayahnya ini, awalnya tak merasa aneh dengan perlakuan T. "Dalam perjalanan, T beberapa kali menggenggam tangan MA. Namun MA masih tak merasa aneh. Ia merasa itu layaknya hubungan ayah dengan anak, atau guru dan muridnya."

Pindah ke Bagasi

Sesampai di Jakarta, T mencoba lebih mendekati MA. Suatu ketika di bulan Juni, setelah MA naik kelas 3, T mengajak MA ke Ancol. Mereka janji bertemu di sebuah tempat yang cukup jauh dari sekolah. T berdalih, ajakan ini ada hubungannya dengan urusan sekolah. MA pun tidak menaruh curiga.

Mereka berdua lalu naik mobil T menuju Ancol. "MA mulai curiga ketika sesampai di pelataran parkir dalam suasana hari yang mulai gelap, T menunjukkan perilaku tak wajar," kata Heru.

Di mobil itu, lanjutnya, T melakukan pelecehan seksual. "Ada fakta baru yang disampaikan MA ketika melakukan visum di RSCM beberapa hari lalu, meski ceritanya sama dengan pengakuan sebelumnya. Di mobil itu, T memasukkan jemarinya ke kemaluan MA. Bahkan, T berniat menggagahi MA. Karena menolak, akhirnya MA dipaksa melakukan oral seks," ujar Heru.

Sesampainya di rumah, ketika akan buang air kecil, MA mendapati celana dalamnya ada bercak darah. Saat pipis, ia pun merasa perih. Tak hanya itu, suatu hari T kembali mengajak MA semobil. Kali ini tujuannya ke Sentul. Di area parkir, kembali T melecehkan MA.

Lalu, "Suatu hari menjelang bulan puasa yang lalu, T mengajak MA ke rumahnya. T menjemput MA di suatu tempat." Anehnya, ketika mobil akan memasuki kompleks rumah T di kawasan Bekasi, "T minta MA pindah ke bagasi agar tak terlihat orang. Alasannya, enggak enak sama tetangga. Terpaksa MA menuruti keinginan T. Sesampai di rumah, kondisinya sepi. Istri T katanya sedang nyekar."