Anissa Pergi Dalam Pelukan (1)

By nova.id, Kamis, 21 Februari 2013 | 06:07 WIB
Anissa Pergi Dalam Pelukan 1 (nova.id)

Anissa Pergi Dalam Pelukan 1 (nova.id)
Anissa Pergi Dalam Pelukan 1 (nova.id)
Anissa Pergi Dalam Pelukan 1 (nova.id)

"Annisa (kiri) semasa kecil. Ia dikenal orangtuanya sebagai anak yang sangat teguh pada cita-citanya.'' Dia ngotot ingin kuliah di UI, padahal dia juga lulus masuk Universitas Andalas, Padang, tutur Azwar. (Foto: Repro, Henry Ismono) "

Susah Komunikasi 

Azwar pun bekerja keras demi masa depan Annisa. Ia mengaku tak pernah terlambat kirim uang untuk biaya indekos, kebutuhan sehari-hari, dan uang kuliah. "Beberapa waktu lalu saya transfer Rp 3,1 juta untuk biaya semester dan kos Annisa," kisah Azwar yang pernah terkena musibah kiosnya ikut terbakar saat pasar kebakaran besar.

Jarak jauh tak menghalangi Azwar berkomunikasi dengan Annisa. Setidaknya, seminggu tiga kali ia bertelepon. Azwar tak lupa bertanya soal kabar, kuliah, dan aktivitas Annisa. "Dia ikut organisasi di kampus, pernah pentas tari Minang bersama teman-temannya. Malah, pernah menari di hadapan Wapres Boediono di Monas," kata Azwar bangga.

Hanya saja, sekitar 10 hari sebelum kejadian, ada saja halangan Azwar untuk berkomunikasi dengan Annisa. "Misalnya, saat saya mau telepon, eh HP ketinggalan di rumah. Suatu kali, pulsanya habis. Atau pas bisa kontak, HP Annisa enggak aktif karena dia sedang kuliah."

Akan tetapi, Annisa tak pernah bercerita soal semrawutnnya jalanan dan kondisi angkot di Jakarta. "Dia anak lugu. Kegiatannya sehari-hari hanya kuliah. Paling-paling ke rumah saudaranya. Dia enggak suka keluyuran."

Menanggapi soal proses hukum yang tengah dijalani sopir angkot, dengan nada bijak Azwar berujar, "Saya tak menyalahkan siapa pun. Semua saya serahkan ke petugas. Jika memang betul sopir itu bersalah, biarlah dia mendapat hukuman setimpal."

 Henry Ismono