Beatrix meneruskan SD di Belanda. Tahun 1947, adik ketiganya, Putri Christina, lahir. Setahun kemudian, Ratu Juliana menggantikan ibunya, Ratu Wilhelmina yang kala itu sudah berusia 68 tahun, untuk memimpin kerajaan. Saat itu usia Beatrix 10 tahun, dan dia sudah diperkirakan akan menggantikan ibunya sebagai ratu, kelak. Usia 18 tahun menjadi usia yang sangat istimewa bagi Beatrix. Berdasarkan undang-undang Belanda, Beatrix diberi gelar The Royal Prerogative.
Saat itu pula, Ratu Juliana mendaftarkan Beatrix di Dewan Negara. Di tahun yang sama, ia masuk kuliah di Leiden University. Selama kuliah, ia aktif mengunjungi berbagai organisasi internasional di Jenewa, Paris, dan Strasbourg. Ia juga aktif dalam kegiatan perkumpulan mahasiswa perempuan di kampusnya. Tahun 1961, Beatrix mendapatkan gelar sarjana hukum. Lima tahun kemudian, 10 Maret 1966, ia menikahi Claus von Amsberg, seorang diplomat Jerman.
Pernikahan ini sempat mengundang kontroversi dan protes di Belanda, mengingat Jerman sebelumnya menjadi musuh Belanda dalam Perang Dunia II. Pesta pernikahan mereka diwarnai dengan aksi pelemparan bom asap oleh sebuah kelompok yang mengakibatkan terjadinya perkelahian dengan polisi. Namun seiring waktu berjalan, Prince Claus menjadi salah satu anggota kerajaan yang paling populer dan dicintai rakyatnya.
Beatrix kemudian melahirkan tiga anak, yaitu Pangeran Willem-Alexander (1967), Pangeran Friso (1968), dan Pangeran Constantijn (1969). Dari ketiganya, Beatrix mendapatkan delapan cucu. Selama masa pemerintahannya, Beatrix dikenal sangat dekat dan dicintai rakyatnya. Sesuai undang-undang Belanda, ratu atau raja berkedudukan sebagai kepala negara, namun netral secara politik.
Selaku kepala negara, Beatrix rutin mengadakan pertemuan dengan perdana menteri, para menteri, dan sekretaris negara. Kendati terbilang sedikit memberikan pernyataan soal politik dalam negeri, Beatrix dapat dikatakan cukup malang melintang di percaturan politik internasional. Antara lain, menjadi anggota kehormatan Club of Rome, organisasi yang menangani berbagai macam masalah politik internasional. Yang menjadi anggota organisasi ini adalah para kepala negara, baik yang masih menjabat maupun mantan, juga pejabat PBB, dan para petinggi negara lainnya.
Didera Masa Suram