Setelah berada di luar penjara, baru sekali aku datang ke rumah mantan suami untuk bisa bertemu anak-anak. Perlu keberanian khusus untuk mendatangi rumahnya, sebab aku tak mau kehadiranku menjadi bumerang lagi buatku, seperti sebelum-sebelumnya.
Aku memaksa diri datang karena pada Juli 2012 anak bungsuku menelepon dan bilang ingin sekali bertemu denganku. Sambil menangis sesenggukan dia bilang, "Mama, aku pengin tinggal sama Mama..." Ketika aku membicarakan makanan kesukaannya, tangisnya makin menjadi. Selain terenyuh mendengar tangisnya, aku pun amat merindukan anak-anak.
Di rumah mantan suami, akhirnya aku bisa bertemu anak-anak. Namun pertemuan kami berjalan kaku dan tidak bebas. Anak-anak juga tampak tidak bisa lepas menumpahkan kerinduannya terhadapku karena terus didampingi mama baru mereka, istri baru mantan suami.