Masnawati Tak Henti Mencari Buah Hati (2)

By nova.id, Rabu, 9 Januari 2013 | 06:27 WIB
Masnawati Tak Henti Mencari Buah Hati 2 (nova.id)

Masnawati Tak Henti Mencari Buah Hati 2 (nova.id)
Masnawati Tak Henti Mencari Buah Hati 2 (nova.id)

"Surat laporan yang dibuat Wati yang ditujukan kepada Divisi Propam beberapa waktu lalu. (Foto: Edwin /NOVA) "

Dapat Banyak Dukungan

 Setelah berada di luar penjara, baru sekali aku datang ke rumah mantan suami untuk bisa bertemu anak-anak. Perlu keberanian khusus untuk mendatangi rumahnya, sebab aku tak mau kehadiranku menjadi bumerang lagi buatku, seperti sebelum-sebelumnya.

 Aku memaksa diri datang karena pada Juli 2012 anak bungsuku menelepon dan bilang ingin sekali bertemu denganku. Sambil menangis sesenggukan dia bilang, "Mama, aku pengin tinggal sama Mama..." Ketika aku membicarakan makanan kesukaannya, tangisnya makin menjadi. Selain terenyuh mendengar tangisnya, aku pun amat merindukan anak-anak.

 Di rumah mantan suami, akhirnya aku bisa bertemu anak-anak. Namun pertemuan kami berjalan kaku dan tidak bebas. Anak-anak juga tampak tidak bisa lepas menumpahkan kerinduannya terhadapku karena terus didampingi mama baru mereka, istri baru mantan suami.

 Pertemuan itu tak lama dan aku harus kembali ke Jakarta. Kini aku tinggal bersama seorang kerabat dekat. Sedih, sudah pasti. Oleh karena itu, saat ini aku ingin berjuang demi mendapatkan kembali hak asuh ketiga anakku. Tanpa mereka aku merasa sepi, jengkel, depresi, bahkan sampai pernah ingin bunuh diri.

 Perlu waktu lama bagiku untuk bisa bangkit dari keterpurukanku. Beruntung, selain orangtua dan keluarga besar, ternyata masih banyak orang yang peduli dan memberi semangat kepadaku. Di antaranya pengacara terkenal O.C Kaligis, Kak Seto, Ketua Komnas Perlindungan Anak Ariest Merdeka Sirait, dan psikolog anak Tika Bisono.

 Saat ini, di PA Jakarta Selatan juga sedang berjalan sidang Aanmaning, yaitu proses teguran terhadap mantan suami untuk menjalankan kewajibannya sesuai keputusan cerai yang dikeluarkan. Jika tak dilakukan, akan ada proses pengambilan paksa anak-anak.

 Selain itu, aku juga sudah minta bantuan Komisi Nasional Perlindungan Anak dan melapor ke Divisi Propam (Profesi dan Pengamanan) Mabes Polri. Mantan suami adalah seorang aparat penegak hukum, jadi sepatutnya dia harus memberi contoh yang baik. Aku juga sedang berupaya minta bantuan ke Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

 Sampai kapan pun aku akan terus berjuang demi anak-anak. Aku belum merasa lengkap sebagai seorang ibu yang baik karena anak-anak tak berada dalam pelukanku. Gagal mempertahankan keutuhan keluarga saja, aku sudah menjadikan anak-anak sebagai korban.

 Kendati banyak kekecewaan yang kualami selama ini, aku harus terus berjuang. Aku yakin, suatu saat nanti yang bathil akan lenyap. Aku tak pernah menyesali apa yang sudah terjadi. Pasti ada hikmah di balik semua ini. Dan aku juga yakin, Allah sudah menyiapkan sesuatu yang indah buatku kelak.

 Edwin Yusman F.