Selesai? Tidak juga. Semenjak Anna pindah ke kampung tidak jauh dari rumah sebelumnya, justru datang orang-orang tak dikenal mengintimidasi. Rumah mereka dicongkel dan keluarga kerap ketakutan tidur malam hari. AZ juga tidak menunjukkan rasa kasih sayang pada anak-anak. Jika datang menjenguk, DF, anak kedua mereka, ketakutan hingga bersembunyi. AZ pernah menganiaya dan mencubiti, bahkan pernah menginjak-injak DF di jalan. "Waktu itu AZ bawa anggur untuk anak-anak. Dikasih anggur satu, dicubit satu sampai nangis dan biru-biru. Gara-gara tidak mau dipeluk bapaknya dan sembunyi di lemari," tutur Anna pilu.
Bukan hanya intimidasi di rumah, di sekolah pun Anna harus berpesan pada Guru agar mengawasi anak-anaknya agar tak pulang dengan orang asing. Sempat datang orang-orang berbadan tegap hendak menjemput anak-anak dan tidak diperbolehkan karena belum ada ijin dari Anna. Terpaksa, anak-anak pulang saling menjaga satu dengan lainnya.
Puncaknya, Sabtu (24/11) kemarin Anna kehabisan dana untuk mengontrak rumah dan harus keluar rumah kontrakan. Akhirnya Anna memohon pada AZ untuk dibolehkan tinggal kembali ke rumah mereka yang lama. Hakim juga ikut melobi AZ agar mengizinkan rumah ditinggali karena selama ini rumah itu kosong. AZ bersikeras tidak mengijinkan, bahkan mengirim orang-orang untuk menghalangi Anna masuk. Hingga akhirnya Anna harus tinggal 3 hari di warung depan rumah besar milik AZ.
Anna pun tidak putus asa, dia minta pada kepala RT di sana agar diperbolehkan masuk. "Saya janji tidak akan melebihi teras. Saya juga takut jika ada barang atau uang yang hilang," ungkapnya. Anna pun mengganti kunci pagar dan memutuskan tinggal di sana. Ternyata tidak selesai juga, Anna kembali mendapat ancaman dari AZ dan habislah kesabarannya. Anna akhirnya memutuskan melaporkan tindakan semena-mena suaminya tersebut ke Polda Metro Jaya pada tanggal 30 Nopember 2012 dengan nomor laporan TBL/4109/XI/2012/PMJ/Dit Reskrimum. Anna melaporkan tindakan kekerasan psikis dan KDRT yang dialamatkan kepada AZ suaminya.
"Saya hanya minta cerai baik-baik. Kita besarkan dan didik anak baik-baik. Ada hak anak juga diberikan baik-baik. Jangan diambil semua, apalagi proses cerai tidak selesai-selesai," tandasnya.
Laili