Kisah Duka Dua Bunga Korban Sosial Media (2)

By nova.id, Sabtu, 20 Oktober 2012 | 04:45 WIB
Kisah Duka Dua Bunga Korban Sosial Media 2 (nova.id)

Kisah Duka Dua Bunga Korban Sosial Media 2 (nova.id)

"Mic membantah dirinya menyetubuhi Vi dalam pelarian. (Foto: Renty/NOVA) "

IMING-IMING MODEL NGETOP

Selain ASS, Vi juga telah menjadi korban pria bernama BR alias Mic (32) yang dikenalnya lewat jejaring sosial Facebook. Percakapan Vi dengan Mic pun berlanjut via BBM (BlackBerry Massanger, Red.). Selama berkomunikasi tanpa tatap muka itu, pria yang mengaku bekerja sebagai fotografer pre-wedding ini memasang foto diri palsu dan tidak jujur soal status dirinya yang ternyata sudah menikah.

Akhirnya, Jumat (28/9), Mi berhasil membujuk Vi untuk menemuinya dengan alasan Vi akan diorbitkan sebagai model setelah mau difoto oleh Mic. Vi bahkan diminta berbohong kepada guru sekolahnya agar dapat bolos dari sekolah pagi itu.

Vi yang tak tahu wajah asli Mic, sempat terkejut saat mereka bertemu langsung di halaman luar sekolah Vi. Namun karena penasaran, Vi akhirnya mau ikut dengan Mic yang datang menjemputnya menggunakan mobil BMW warna silver bernomor polisi B 1673 Q.

Dari sekolah, Vi mengaku dibawa ke sebuah motel di kawasan Grogol, Jakarta Barat. Di tempat itulah, Vi dipaksa berhubungan intim lantas difoto tanpa busana. Selanjutnya, Mic membawa lari Vi selama 11 hari.

"Saat sedang ganti pakaian, tiba-tiba dia difoto. Intinya, korban dibujuk supaya mau difoto tapi bukan untuk foto bugil. Akhirnya bisa difoto begitu (bugil) karena diambil secara candid ketika dia sedang ganti pakaian," urai Kanit Reserse Kriminal Polres Penjaringan, Jakarta Utara AKP Aris Tri Yunarko. Namun, "Menurut keterangan pelaku, korban bersedia difoto bugil," imbuhnya.

Di mata keluarga, Vi dikenal sebagai anak baik. "Dia dekat dengan adik dan keluarganya. Dia anak yang sopan, kok. Dia memang senang difoto," ujar Hartono, paman Vi. Karena senang difoto itulah, "Dia kena rayuan, apalagi diming-imingi bisa ngetop. Makanya dia mau saja bolos dari sekolah hari itu."

Selama keponakannya itu menghilang, menurut Hartono seperti yang diceritakan Vi, telepon genggam milik Vi diambil Mic. Keluarga yang mencemaskan keberadaan Vi sempat mengirim pesan singkat ke ponsel Vi, namun dibalas dengan kalimat menantang.

"Kami minta baik-baik agar Vi segera pulang karena adiknya kangen tapi malah dibalas katanya ibunya Vi enggak bisa jaga anak. Dia juga bilang, 'Coba saja kamu lapor polisi. Nanti juga ketemu. Gampang, kan?' Ya, sudah akhirnya kami benar lapor polisi," ujar Hartono.

Selain tak diberi kesempatan berkomunikasi dengan keluarganya, lanjut Hartono, selama dilarikan, Vi mengaku tak pernah diberi uang. Gadis yang masih di bawah umur ini pun didandani layaknya wanita dewasa. "Oleh pelaku dia ditekan terus, enggak boleh ke mana-mana. Tapi dia dibelikan baju-baju oleh si pelaku dan didandani," urai Hartono.

Sementara keterangan yang Vi sampaikan ke polisi, ia mengaku sempat dibawa Mic ke tempat hiburan malam di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Di sana Vi disuruh minum minuman beralkohol hingga mabuk. Ia juga mengaku sudah berhubungan intim dengan Mic sebanyak tiga kali. "Hasil visum sementara terhadap korban, terdapat kerusakan pada selaput dara, tapi nanti akan diperiksa lagi," jelas Aris.

Setelah 11 hari menghilang, Vi akhirnya ditemukan pihak keluarga yang bekerjasama dengan polisi. Senin (8/10), salah seorang keponakan Hartono lainnya berpura-pura hendak membeli aksesoris kamera pada Mic. Ia lantas diminta datang untuk mengambil barang itu di kamar indekos Mic, di Jl Tanjung Duren Utara X, Jakarta Barat. Setelah digeledah, Vi ditemukan di dalam kamar yang terkunci.