Perjuangan Deden Sembuhkan Sang Putri (1)

By nova.id, Kamis, 29 November 2012 | 00:45 WIB
Perjuangan Deden Sembuhkan Sang Putri 1 (nova.id)

Perjuangan Deden Sembuhkan Sang Putri 1 (nova.id)
Perjuangan Deden Sembuhkan Sang Putri 1 (nova.id)

"Selain mengupayakan kesembuhan Siti, tim medis di RS St. Carolus juga selalu menghibur dan meyemangati Siti. (Foto: Dok.Talsim Gunawan) "

Ditipu Orang

Sehari-hari kami hidup dengan uang pas-pasan. Sebelum Siti menjalani operasi pertamanya, istri saya jadi kuli cuci di sebuah perumahan di kawasan Bekasi. Tapi setelah Siti dioperasi, istri saya praktis tinggal di rumah saja agar lebih total merawat Siti. Demi merawat Siti pula, pekerjaan saya sebagai buruh pabrik ikut terganggu.

Saya pernah bekerja di sebuah pabrik ban dan dipercaya mengawasi beberapa pekerja lain di sana. Jika ada pekerja lain tak masuk kerja dua sampai tiga hari, atasan saya pasti marah. Dia pun marah kepada saya, tapi dia tahu anak saya sakit. Sampai sekarang sebetulnya saya belum resmi berhenti dari pabrik itu, tapi saya tak tahu apakah akan diterima bekerja kembali atau tidak jika Siti pulang nanti. Sekalinya Siti dioperasi, saya bisa tak masuk kerja sampai satu bulan.

Untuk mengumpulkan uang makan sehari-hari saya hingga sebesar Rp 500 ribu, saya perlu waktu lama untuk mengumpulkannya. Upah saya biasanya sudah habis untuk biaya anak sekolah dan kebutuhan lainnya. Andai saya bisa mengumpulkan uang sebesar itu, sudah pasti akan saya habiskan untuk mengobati Siti. Selanjutnya, akan saya kumpulkan uang lagi, begitu seterusnya.

Buat saya, meskipun saya kesulitan membiayai pengobatan Siti, tapi anak sulung saya, Malik, tetap harus sekolah. Bagaimana pun caranya yang penting halal, anak saya harus tetap sekolah karena cuma dia anak saya yang bersekolah dan jadi harapan saya. Sebagai orangtua, saya dan istri jelas sudah tidak bisa 'bergerak' lagi karena sudah jadi begini.

Anehnya, di saat saya dan keluarga sedang susah begini, ada saja orang berniat jahat menghampiri kami. Kemarin saja, misalnya, di awal November lalu, ada seorang ibu datang ke ruang tempat Siti dirawat (Siti dirawat di Ruang Isolasi Yohanes, Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta, Red.). Bahasanya halus sekali dan ia mengenakan jilbab. Ibu ini mengaku keponakan Ibu Fadilah (Fadilah adalah orang yang pertama kali membantu Deden mencarikan donatur untuk membantu biaya pengobatan Siti, Red.). Tanpa menyelidiki lebih jauh, saya langsung percaya saja kepadanya.