Kisah Duka Keluarga Waruwu

By nova.id, Senin, 19 November 2012 | 00:18 WIB
Kisah Duka Keluarga Waruwu (nova.id)

Karena putus asa Yasokhi pergi merantau ke Siantar ke rumah abangnya, Yaaro Waruwu (34) setahun yang lalu. Pria berkulit  gelap ini menceritakan pada Yaaro kondisi keluarganya yang terkena Katarak yang tak kunjung sembuh. Akhirnya, Yasokhi ikut-ikut abangnya kerja di koperasi.  Awal Januari lalu Yasokhi mengajak keluarganya tinggal di Siantar.

Kebetulan di Siantar ada kerabat mereka yang bernama Loren. Loren merasa prihatin dan tersentuh dengan penderitaan yang dialami keluarga ini. Loren ingin anak-anak Waruwu bisa sembuh.  Secara spontanitas  Loren menggalang dana dari orang-orang  Nias yang ada di Siantar dan masyarakat Siantar yang peduli untuk  membiayai  operasi Katarak.

Setelah dana terkumpul sekitar Rp 20 juta, maka Merciani (3), anak ke-empat  yang dioperasi. Sayangnya, karena biaya operasi katarak ini terlalu mahaal. Hanya Merciani yang bisa di operasi bulan Mei lalu.

"Syukurlah, akhirnya Merciani sekarang sudah bisa melihat. Sampai sekarang  tak ada efek samping dari operasi katarak itu.  Loren punya inisiatif mengenalkan Yasokhi dan Putri pada Ketua Yayasan Budha Suci.  Melalui Yayasan Budha Suci itu ada Perusahaan dan organisasidi Medan yang akan  mengadakan operasi mata Katarak gratis November ini.

Lalu, anak-anak ini di daftarkan dua bulan yang lalu untuk mengikuti operasi mata Katarak gratis yang diadakan G-Resources Tambang Martabe bekerjasama dengan Kodam I Bukit Barisan, A New Vision dan Tilganga Eye Centre.

Jumat (9/11) lalu Putri dan keluarganya berangkat ke Medan didampingi orang dari Yayasan Budha Suci ke RS Tentara Putri Hijau Medan. Sabtu (10/11) Sisca akhirnya melakukan operasi mata sebelah kanan dan berhasil. Memang kedua mata Sisca kena Katarak. Namun, hanya satu mata Sisca saja dulu yang di operasi. Biar hasilnya dilihat dulu. Selama ini mata Sisca tak bekerja, jadi harus dilatih dulu. Nanti, kalau ada program operasi mata Katarak gratis tahun depan baru dioperasi yang  sebelah lagi. Rabu (14/11) ketiga adik-adik Sisca juga sudah dioperasi. 

 Menurut Putri, anak-anaknya Sisca, Darwin dan Glenbejanolo tak dijamin 100 % penglihatannya bisa normal. "Enggak tahu kenapa. Tapi, yang jelas kata dokter saat saya hamil dulunya terjadi infeksi dan ada virus dalam kandungan saya. Hingga anak 1 dan ke 5 lahir virus itu belum mati dan masih ada dalam kandungan saya. Sehingga anak-anak yang lahir semua terkena mata Katarak."

"Sekarang kami berharap anak-anak ini berhasil operasi matanya. Dengan operasi mata gratis ini mereka kelak bisa sekolah dan membaca serta menulis. Saya hanya berharap pihak G-Resources Pertambangan Martabe dan pihak-pihak yang terkait dibalas kebaikan mereka oleh Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Putri sambil menyuapi anak-anaknya makan di Ruang III, Kamar 9, RS Tentara Putri Hijau Medan.

Bayi Bisa Terjangkit

Bayi dan anak-anak bisa terjangkit mata Katarak ini. "Atau bisa juga si ibu yang mengandung anaknya terjangkit virus. Bisa selama kehamilan bisa juga sesudah lahir. Sebenarnya, sewaktu ibu hamil itu haruslah diberi perawatan," ujar dr Pinto Yusneni Pulungan.

Pemerintah, kata  dr Pinto, sudah dianjurkan perawatan ibu dari masa kehamilan hingga usia kehamilan 4 minggu harus rajin melakukan control di Puskesmas.  "Pada trimester pertama kehamilan ibu sering mengalamai  infeksi, influenza, virus Rubella  dan  gangguan kehamilan pada masa kehamilan itulah yang menyebabkan Katarak. Namun, bukan hanya Katarak tapi juga penyakit-penyakit lainnya."

Menurut  dr Pinto,  diperlukan  keseimbangan karbohidrat dan protein lemak. "Kalau sudah kekurangan gizi,  factor ultraviolet juga sangat berperan," tutur dr Pinto yang pernah belajar khusus Katarak di Nepal selama 1,5 bulan.

Katarak sejak lahir, kata dr Pinto, biasanya akan diikuti oleh penyakit-penyakit  lainnya maka hasilnya kurang bagus. "Makanya sesudah lahir cepat dilakukan pelatihan mata supaya matanya berfungsi dan mudah-mudahan tidka Katarak," ujar dokter  yang sehari-hari dinas di RS Adam Malik dan juga konsultan Balai Kesehatan Indera Masyarakat Provinsi Sumut  (Dinas Kesehatan).

Debbi Safinaz