Gonjang-Ganjing PNS Poliandri

By nova.id, Senin, 24 September 2012 | 07:27 WIB
Gonjang Ganjing PNS Poliandri (nova.id)

Yang membuat Dayuk sedikit legawa, "Saat diperiksa Inspektorat kemarin, saya beberkan semua cerita tentang kondisi pernikahan kami," ujar Dayuk.

Ketahuan Selingkuh

Jika Dayuk tampak pasrah menghadapai kesulitan yang sedang membelitnya, tak begitu halnya dengan Widiyanto. Saat ditemui di rumahnya, Jl. Banjaran, Kediri, pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir ekspedisi ini dengan berapi-api berbagi cerita. "Sekitar dua tahun lalu saya mulai mencium gelagat istri saya berselingkuh."

Ketika malam datang, lanjut Widiyanto, istrinya tampak saling berkirim SMS dengan seseorang yang diakuinya sebagai adiknya. "Mulanya saya percaya, tapi lama-lama jadi ragu," ucap Widiyanto. Beberapa bulan kemudian, keraguannya terbukti. Ia menerima laporan seorang teman perihal istrinya. "Katanya dia sering melihat istri saya dengan Set."

Dengan penuh rasa amarah, Widiyanto lantas mencari Set. "Saat akhirnya ketemu, saya yang sudah mau meluapkan emosi langsung reda karena dia minta maaf sudah mengganggu rumah tangga saya. Dia juga janji tak akan mengulangi lagi."

Nyatanya, perselingkuhan Dayuk dengan Set tetap berjalan. "Sejak itu, perkawinan kami retak dan kami pisah ranjang," tukas Widiyanto yang memilih tinggal di rumah orangtuanya di Jl. Banjaran, sementara Dayuk dan kedua anak mereka pulang ke rumah orangtua Dayuk di Jl. Mastrip. "Tapi saya tetap memberi uang belanja bulanan dan uang jajan buat anak saya," aku Widiyanto lagi.

Enam bulan lalu, saat hendak memberi uang jajan kepada anaknya, Widiyanto menerima kabar mengejutkan. "Saat bertemu Dayuk, bentuk tubuhnya berubah dan dia muntah-muntah. Yakinlah saya, dia sedang hamil. Tapi saat saya tanya dia tidak mau mengaku."

Pengakuan itu baru datang menjelang bulan puasa lalu. "Dia telepon, dan mengaku memang sedang hamil. Tanggal 17 Agustus lalu, datang lagi telepon yang memberi kabar Dayuk melahirkan di rumah sakit," cerita Widiyanto yang sempat ditanya apakah dirinya mau menerima sang jabang bayi itu. "Saya tolak mentah-mentah. Itu, kan, bukan darah daging saya!"

Mengaku tak tahan dengan ulah istrinya, beberapa hari setelah Dayuk melahirkan, Widiyanto kemudian melaporkan persoalan rumah tangganya ini kepada atasan Dayuk di BPMD Kabupaten Kediri. "Biar dia diberi sanksi tegas!"

Dituding pemalas dan tak tanggung jawab oleh Dayuk, Widiyanto hanya terdiam. "Biar saja dia bilang begitu. Tapi punya anak dengan suami orang sementara dia masih berkeluarga, kan, juga tidak benar!"

 Gandhi Wasono M