Gonjang-Ganjing PNS Poliandri

By nova.id, Senin, 24 September 2012 | 07:27 WIB
Gonjang Ganjing PNS Poliandri (nova.id)

Gonjang Ganjing PNS Poliandri (nova.id)
Gonjang Ganjing PNS Poliandri (nova.id)

"Widiyanto ingin sang istri diberi sanksi tegas oleh kantor tempatnya bekerja. (Foto: Gandhi / NOVA) "

Suami Pemalas

Nasi sudah menjadi bubur. Anak hasil hubungan gelap Dayuk dengan Set kini sudah lahir ke dunia. "Saya akui semua kesalahan saya. Tapi yang perlu dicatat, saya berbuat seperti ini adalah buntut dari ulah suami sendiri," ujar PNS yang diangkat pada tahun 2008 ini.

Menurut Dayuk, sejak menikah 14 tahun silam, Widiyanto adalah sosok suami pemalas yang tak mau bekerja. Jika mendapatkan pekerjaan, masih kata Dayuk, ada saja yang membuat Widiyanto cepat-cepat berhenti kerja. Akibatnya, perekonomian keluarga mereka dengan dua anak menjadi morat-marit.

"Sudah begitu, dia juga suka main perempuan, berjudi, dan menipu," tukas Dayuk. Ia lantas mengingat kejadian heboh saat sedang hamil anak pertamanya dulu. "Saya dihadirkan oleh warga Mojoreto (Kediri) karena dia tertangkap basah berhubungan dengan wanita di sana," ujar Dayuk seraya menambahkan, saat itu Widiyanto sampai babak belur dihajar massa.

Tak berapa lama, kembali Widiyanto berulah. Ia dicokok polisi karena tertangkap bermain judi. Demi menebus kesalahannya, Widiyanto pun diganjar hukuman penjara selama enam bulan. "Selama dia di penjara, saya yang susah payah mencari uang untuk keluarga, juga untuk dia selama di dalam penjara. Sampai utang saya menumpuk dibuatnya."

Dalam keadaan berkalang utang itulah, Dayuk bertemu Set. Pria yang bekerja sebagai sopir itu kemudian menjadi penyelamat keluarga. "Semua utang dan kebutuhan hidup saya dibantu olehnya," sebut Dayuk yang lantas jatuh hati kepada Set. Gayung pun bersambut. Meski pun disebut Dayuk telah berkeluarga, Set juga memberi perhatian lebih kepadanya. "Hubungan itu terlanjur jauh dan membuahkan anak ini."

Diakui Dayuk, masalah rumah tangga yang seharusnya pribadi ini malah menyebar begitu luas dan sempat membuatnya minder. "Saya malu. Tapi di sisi lain, saya juga jengkel kepada Widiyanto. Kok, sepertinya dia tidak merasa bersalah. Padahal saya begini, kan, karena tingkah dia," ujar Dayuk sambil menyebut sang suami tak juga berubah. "Bahkan sekarang ini dia dilaporkan orang ke Polsek Gampangrejo karena menggelapkan motor!"

Yang membuat Dayuk sedikit legawa, "Saat diperiksa Inspektorat kemarin, saya beberkan semua cerita tentang kondisi pernikahan kami," ujar Dayuk.

Ketahuan Selingkuh

Jika Dayuk tampak pasrah menghadapai kesulitan yang sedang membelitnya, tak begitu halnya dengan Widiyanto. Saat ditemui di rumahnya, Jl. Banjaran, Kediri, pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir ekspedisi ini dengan berapi-api berbagi cerita. "Sekitar dua tahun lalu saya mulai mencium gelagat istri saya berselingkuh."

Ketika malam datang, lanjut Widiyanto, istrinya tampak saling berkirim SMS dengan seseorang yang diakuinya sebagai adiknya. "Mulanya saya percaya, tapi lama-lama jadi ragu," ucap Widiyanto. Beberapa bulan kemudian, keraguannya terbukti. Ia menerima laporan seorang teman perihal istrinya. "Katanya dia sering melihat istri saya dengan Set."

Dengan penuh rasa amarah, Widiyanto lantas mencari Set. "Saat akhirnya ketemu, saya yang sudah mau meluapkan emosi langsung reda karena dia minta maaf sudah mengganggu rumah tangga saya. Dia juga janji tak akan mengulangi lagi."

Nyatanya, perselingkuhan Dayuk dengan Set tetap berjalan. "Sejak itu, perkawinan kami retak dan kami pisah ranjang," tukas Widiyanto yang memilih tinggal di rumah orangtuanya di Jl. Banjaran, sementara Dayuk dan kedua anak mereka pulang ke rumah orangtua Dayuk di Jl. Mastrip. "Tapi saya tetap memberi uang belanja bulanan dan uang jajan buat anak saya," aku Widiyanto lagi.

Enam bulan lalu, saat hendak memberi uang jajan kepada anaknya, Widiyanto menerima kabar mengejutkan. "Saat bertemu Dayuk, bentuk tubuhnya berubah dan dia muntah-muntah. Yakinlah saya, dia sedang hamil. Tapi saat saya tanya dia tidak mau mengaku."

Pengakuan itu baru datang menjelang bulan puasa lalu. "Dia telepon, dan mengaku memang sedang hamil. Tanggal 17 Agustus lalu, datang lagi telepon yang memberi kabar Dayuk melahirkan di rumah sakit," cerita Widiyanto yang sempat ditanya apakah dirinya mau menerima sang jabang bayi itu. "Saya tolak mentah-mentah. Itu, kan, bukan darah daging saya!"

Mengaku tak tahan dengan ulah istrinya, beberapa hari setelah Dayuk melahirkan, Widiyanto kemudian melaporkan persoalan rumah tangganya ini kepada atasan Dayuk di BPMD Kabupaten Kediri. "Biar dia diberi sanksi tegas!"

Dituding pemalas dan tak tanggung jawab oleh Dayuk, Widiyanto hanya terdiam. "Biar saja dia bilang begitu. Tapi punya anak dengan suami orang sementara dia masih berkeluarga, kan, juga tidak benar!"

 Gandhi Wasono M