Tragedi Tewasnya Dua Perwira Kapal Selam (2)

By nova.id, Rabu, 18 Juli 2012 | 10:01 WIB
Tragedi Tewasnya Dua Perwira Kapal Selam 2 (nova.id)

Tragedi Tewasnya Dua Perwira Kapal Selam 2 (nova.id)

"Mayor Eko Idang dan keluarga (dok. pri) "

Kepergian Mas Eko itu tentu membuat aku amat terpukul. Bagiamana tidak, malam sebelum kejadian, dia masih menelpon diriku cukup lama. Saat itu, dia mengabarkan tengah berkumpul dengan teman-temannya di pasir putih. Malam itu memang sebgain tidur di tenda di tepi pantai.  Dalam percakapan malam itu, ia menanyakan kabar kedua buah hati kami, Rara dan Damar. 

Kebetulan yang sulung Rara saat ini siap-siap masuk sekolah dasar.  Tak sedikitpun, ada kecurigaan kalau dia bakal pergi itu untuk selama-lamanya.  Di balik telepon, suaranya masih terdengar riang dengan seperti biasanya.  Makanya,  aku sangat kaget, ketika menerima kenyataan kalau dia harus pergi meninggalkan aku dan anak-anak.

Selama delapan tahun mengarungi hidup bersama rasanya teramat indah. Hubungan kami berdua sangat harmonis dan nyaris tidak ada masalah.  Aku melewati waktu bersama dia selama ini begitu indah. Kalau pun ada persoalan itu hanya masalah sepele layaknya kehidupan rumah tangga pada umumnya.  Mas Eko sendiri adalah karakter lelaki yang hangat. Memang, dia bukan lelaki yang banyak bicara, tetapi sangat menyenangkan di tengah keluarga. 

Kalau di rumah, maunya semua dikerjakan sendiri, dan aku tak boleh bekerja.  Salah satu contoh saja, mengingat aku tak punya pembantu rumah tangga, maka kalau pas di rumah maka nyaris semua pekerjaan rumah dia maunya dia mengerjakan.  Pekerjaan rumah yang seharusnya aku yang mengerjakan misalny cuci piring dan mengepal lantai biasannya dia yang melakukan.  "Aku saja Non (panggilan sayang Eko pada Dina-RED) yang mengerjakan kasihan nanti kamu capek," demikian ungakapan yang sering diucapkan kepadaku.

Tak hanya kepadaku kepada anak-anak pun juga demikian.  Biasannya ketika sepulang dinas, dia langsung bergumul dengan buah hatinya Rara dan Damar.  Rara, biasannya dipanggul dipundaknya kemudian diajak jalan kesana kemari.  Kebiasaan, lain kalau di rumah mengajak anak-anaknay main play station (PS) serta bermain laptop.  Sedang kalau pas ada waktu, dia rajin mengajak nonton bioskop. Film yang paling dia suka adalah action dan horror.

Kedekatan Mas Eko, sangat  luar biasa.  Dia rasanya tak mau pisah dengan dua buah hatinya. Ketika  dia ditugaskan ke Korea pada Pebruari lalu, selama disana, dia setiap hari selalu berhubungan dengan kami melalaui fasilitas skype. Dengan sarana itu dia bisa berbincang, dan bercanda dengan kami di rumah.

Bahkan Rabu, malam sehari sebelum berangkat, sepulang dari dari kantor dia terlihat letih sekali.  Melihat dia kecapekan aku kemudian menawari mijiti. Tapi justru dia bilang, "Ngak usah nanti Non malah kecapekan," katanya.

Namun dibalik perhatainnya tersebut ada satu hal lagi yang tidak bisa dilupakan dari sosok Mas Eko, adalah keisenagnnya kepadaku atau anak-anak.  Misalnya,  kalau pas pulang dinas,  mendapati aku sedang di dalam kamar mandi, biasannya diam-diam mematikan lampu dari luar.  Rasanya senang sekali kalau melihat aku kebingungan dalam kegelapan.

Saat ini aku tak bisa membayangkan melewati hari-hari kedepan tanpa Mas Eko.  Terlalu banyak kenangan indah yang dia tinggalkan. Namun, dibalik itu semua aku merasa bersyukur aku pernah mendapingi lelaki terbaik yang pernah aku kenal. 

GAGAL SELAMATKAN DIRI

  Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AL Armada Timur, Letkol (KH) Yayan Sugiarna, ketika dihubungi Nova, Kamis (12/7) menjelaskan, bahwa kejadian tersebut saat ini tengah diselidiki oleh Mabes Angkatan Laut. "Jadi belum ada kesimpulan mengapa sampai terjadi musibah tersebut," kata Yayan.

  Yayan menjelaskan, dalam latihan itu disekenariokan  bahwa kapal selam Cakra mengalami kerusakan mesin dan tengah berada di dasar laut.  Lalu untuk menyelamatkan diri para awak kapal tersebut dengan membawa perlengkapan khusus naik ke permukaan laut.