Saat itu ada tiga sorti, masing-masing sorti dua orang. Sorti pertama dua orang berhasil menuju permukaan laut dengan selamat, selanjutnya sorti kedua adalah komandan kesatuan kapal selam TNI AL Armada Timur Kol (P) Jeffry Stanley Sanggel serta kepala divisi pendorong motor pokok KRI Nanggala, Mayor (T) Eko Idang Prabowo (33) menyusul.
Tapi, sayang ketika kedua perwira ini berusaha menyelamatkan diri terjadilah musibah. Entah bagaimana tepatnya keduannya menjadi korban. Keduanya sebenarnya sudah berusaha diberi pertolongan dengan dinaikkan ke kapal Lumba-Lumba namun jiwanya tidak tertolong . Seketika itu, keduannya langsung dibawa dengan helikopter ke RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.
Menurut Yayan, sebelum dilakukan di laut bebas, jauh-jauh hari sudah dilakukan latihan secara matang di Dinas Penyelaman Bawah Air (Dislambair) yang ada di markas TNI AL. "Ini memang benar-benar musibah, kita sudah merencanakan denagn matang tapi Kuasa uhan yang menentukan," kata Yayan mengakui bahwa latihan SAR dengan model seperti ini untuk pertama kalinya dilakukan di Indonesia. Untuk kedua korban mengingat keduannya gugur dalam tugas, akhirnya Kasal, menaikkan keduannya satu pangkat lebih tinggi.
Gandhi Wasono M