Akhirnya para sahabat Yohanis mengusahakan sebuah mess untuk istirahat. Saat-saat itulah, lanjut Dyah, ia merasakan beban yang berat. "Saat bersama, biasanya Bian selalu di tengah-tengah kami. Dia suka sekali mengelus-elus tangan saya, lalu bergantian pegang tangan papanya. Tapi sekarang dia enggak ada. Rasanya aneh sekali. Terasa begitu kosong. Saya sempat bertanya kepada Tuhan, bukan menggugat, mengapa peristiwa ini mesti terjadi dalam hidup saya?"