Drama gagalnya pernikahan karena sang calon mempelai terbunuh, juga terjadi di Desa Pardumoan Nauli, Simalungun (Sumut). Yayuk Nurhayati alias Ayuk (20) seharusnya naik pelaminan tanggal 23 Juni lalu. "Undangan sudah disebar. Baju pengantin, perias pengantin, sewa keyboard untuk hiburan, bahkan perlengkapan tempat tidur, sudah dipesan," jelas Nunung (50), ibu Ayuk.
Rencana tinggal rencana. Minggu (3/6), mayat Yayuk ditemukan di area perkebunan Hutapadang, tak jauh dari kediaman Nunung. Memang, malam sebelumnya Ayuk pergi keluar rumah dan tak pernah kembali. "Saya dengar Ayuk menelepon calon suaminya, Ad (22). Setelah menutup telepon itulah dia keluar rumah."
Meski begitu, tak terbersit di benak Nunung, Ad lah yang menghabisi nyawa putrinya. Terlebih, "Ayuk sudah hamil lima bulan. Selama ini, Ad juga menunjukkan sikap yang baik. Pembawaannya tenang," kata Nunung sambil menggelengkan kepala tak percaya.
Dikisahkan Nunung, Ayuk sudah pacaran dengan Ad sejak tiga tahun lalu. Mereka kenalan saat Ayuk bekerja sebagai penjaga counter pulsa di kawasan Mandoge, dekat rumah Ad. Saat itu Ad hendak beli pulsa. "Kabarnya, setelah pertemuan itu Ad sering menyambangi Ayuk di tokonya. Suatu saat, Ayuk mengajak Ad main ke rumah. Saya lihat anak itu baik, sopan, dan tak banyak omong. Pekerjaan Ad memang serabutan tapi Ayuk suka padanya," ujar Nunung. Itulah sebabnya, saat Ad melamar Ayuk Januari silam, Nunung menyambut dengan gembira. "Kalau akhirnya seperti ini, saya tidak bisa terima. Saya ingin dia dihukum berat!"
Sementara itu, Ad yang kini mendekam di ruang tahanan Polsek Perdagangan, mengaku menyesal. "Tapi saya mau bilang apa lagi? Semua sudah terjadi," ujarnya datar. Alasannya membunuh sang calon istri pun diungkapnya tanpa menampakkan emosi. "Saya bimbang. Saya sempat punya dua pacar lagi setelah jalan bersama Ayuk. Hanya saja, saya bingung karena Ayuk hamil. Apalagi, rencana hari pesta pernikahan sudah dekat dan saya tidak punya cukup uang untuk biaya pesta," ujar karyawan pabrik karet gelang di Mandoge ini.
Jalan pintas lantas ditempuh Ad. Sabtu sore itu, Ad mengajak Ayuk bertemu untuk membicarakan keadaan keuangan Ad dan rencananya untuk membatalkan pesta pernikahan. "Terlanjur malu karena undangan sudah disebar, Ayuk tak mau. Dia malah menyarankan kawin lari," ujar Kanit Reskrim Polsek Perdagangan, Ipda D Sirait. Entah bagaimana persisnya, sejoli ini malah bertengkar. "Ad lalu menjerat leher Ayuk dengan ikat pinggangnya. Perbuatannya ini diulangi dua kali hingga Ayuk tewas," lanjut Sirait.
"Kadang saya suka teringat kebiasaan Ayuk. Dia suka manja dan tidur di bahu saya," kata Ad yang minimal diancam hukuman 15 tahun penjara sambil menerawang.
Hasuna Daylailatu, Gandhi Wasono, Debbi