Produk dengan label Rhaunia itu ditujukan untuk pasar perempuan usia 40 tahun ke bawah. "Ternyata langsung booming. Dari bisnis itu saya bisa naik haji bersama suami dan membeli rumah," lanjut Yuyun yang bertekad tidak mau membuat produk yang sudah ada di pasar.
Usaha Yuyun makin berkembang. Ia memiliki 50-60 karyawan yang beraktivitas di dalam dan luar bengkel kerjanya. Yuyun pun mampu memproduksi sekitar 4 ribuan potong. Demi memenuhi keinginan pasar, "Per bulan ia mengganti model atau pola bordir. Namun, ada satu gamis, modelnya sudah tujuh tahun masih diminati," paparnya.
Sayangnya, Yuyun mellihat ada persaingan tak sehat antara sesama pengusaha. Salah satu contoh, beberapa waktu lalu ia membuat satu produk seharga Rp 100 ribu. Produknya ini mendapat sambutan bagus dari masyarakat. "Seminggu kemudian, mereka membuat produk tiruan dengan menurunkan harga sampai Rp 70 ribu. Bahkan ada yang menjual seharga Rp 20 ribu. Harga segitu, kan, tidak bisa diterima akal. Tapi begitulah cara meraih pasar."
Yuyun tak mau ikut-ikutan. Ia lebih suka terus berkreasi untuk meraih pasar. Yang terbaru, adiknya terjun membuat gamis Najwa untuk pasar menengah-atas. Gamis ini penuh dengan hiasan bordir dipadu payet-payet, songket, dan bebatuan. Kesan mewah pun muncul.
Rini Sulistyati