Cerita Kartini Masa Kini

By nova.id, Jumat, 20 April 2012 | 23:27 WIB
Cerita Kartini Masa Kini (nova.id)

Tahun 2012 ini wanita di penjuru tanah air memperingati Hari Kartini yang ke-133. Raden Ajeng Kartini yang lahir di Jepara, Jawa Tengah, pada 21 April 1879 adalah sosok wanita yang sangat taat pada adat istiadat. Para wanita Medan memberi pandangan dan tanggapan buat Raden Ajeng Kartini.  Mereka adalah Hj Sutiyas Gatot Pujonugroho, Viviani Husin, Elly Harahap ,dan Gledy Simanjuntak.

Cerita Kartini Masa Kini (nova.id)
Cerita Kartini Masa Kini (nova.id)
Cerita Kartini Masa Kini (nova.id)
Cerita Kartini Masa Kini (nova.id)

"Gledy Simanjuntak (Foto: Debbi) "

Gledy Simanjuntak

Kartini dulu dan Kartini sekarang banyak perbedaan tapi semangatnya tetap sama. Itu yang diungkapkan Public Relation (PR) Manager Santika Dyandra Hotel Medan, Gledy Ratauli Rosalin Simanjuntak  saat berbincang dengan NOVA.

"Kalau sekarang sudah ada emansipasi  wanita. Hasil perjuangan wanita sudah setara dengan  pria. Kalau dulu, dimana-mana seorang  'bos' itu kebanyakan pria tapi setelah adanya pergeseran zaman sekarang 'bos' dimana-mana sudah banyak yang wanita dan memiliki jam kerja yang s ama," tutur Ledy begitu sapaan wanita ini sehari-hari yang mengaku perempuan sekarang sudah bisa sekolah sampai keujung dunia sekali pun.

Menurut  Ledy, perempuan sebenarnya banyak yang memiliki  potensi yang tidak dimiliki oleh pria. "Coba kalau dulu tak ada Kartini tentu tak ada perjuangan buat kaum wanita. Kalau sekarang perempuan punya power tapi bukan pysik jadi paling yang menonjol yakni intelegensi," ujar perempuan berperawakan tinggi semampai yang asli putrid Balige (Sumut) ini.

Wanita, kata Ledy, sudah banyak yang jadi pucuk pimpinan di perusahaan-perusahaan. "Wanita juga  bisa mengerjakan banyak hal. Misal, walau sebagai seorang pengusaha wanita juga bisa jadi penyanyi dan ibu rumah tangga sekaligus," ujar pengagum Christine Hakim dan Jaja C Noer ini.

Mereka, lanjut Ledy lagi, tak perlu banyak omong tapi kita sudah bisa merasakan  spiritnya. "Wanita karier yang potensial itu adalah wanita yang tahu dan mengerti apa yang bisa dikerjakan dan tahu dimana kemampuannya."

Menurut Ledy, wanita karier sejati adalah wanita yang bisa mensupport suami. "Wanita tak bisa menganggap dirinya power full. Dia harus butuh pria yang dapat mensupport dirinya. Wanita diciptakan Tuhan sebagai tulang rusuk lelaki. Jika wanita egois karena dia sudah sukses, berarti dia  melupakan  kodratnya. Misal, ada wanita yang gajinya besar jadi menginjak-injak suami jika berpenghasilan kecil."

Seorang wanita baik bagi Ledy adalah wanita yang masih mau mendengarkan orang lain. Terutama  setelah dia berkeluarga. "Sebagai wanita kita harus bisa kompromi walau pun ada perbedaan dengan  suami." Ledy menilai sebagai seorang wanita dia harus bisa menyesuaikan dengan  keadaan zaman. "Jika perempuan ada kesempatan untuk berkarier, mengapa tidak."

Pada tanggal 17 September 1904, Kartini wafat dalam usia yang ke-25. Setelah dia melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr J H Abvendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimnya pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul Door Duisternis Tot Licht yang artinya Habis Gelap Terbitlah Terang.

Debbi Safinaz