"Demi Olive, Kami Tak Tinggal Diam..." (1)

By nova.id, Selasa, 17 April 2012 | 23:45 WIB
Demi Olive Kami Tak Tinggal Diam 1 (nova.id)

Demi Olive Kami Tak Tinggal Diam 1 (nova.id)

"Foto: IST "

Keputusan pihak kepolisian untuk menutup kasus kecelakaan di jalan raya yang menyebabkan nyawa Olivia Dewi (17) melayang lebih dari sebulan lalu membuat keluarganya berang. Penyebab kecelakaan itu, sebut polisi, adalah murni human error. Namun, "Mobil itu masih baru! Kok, bisa terbakar?" tukas Natalie Margaretha, ibu tiri Olivia saat ditemui di Tebet, Jakarta Selatan. Inilah cerita lengkap Natalie.

Kenapa setelah lebih dari sebulan Anda dan suami baru ­melaporkan masalah ini ke polisi?

Sebenarnya, meninggalnya Olivia Dewi atau yang sering kami panggil Olive atau Cece ini nyaris kami lupakan. Semula keluarga menggangap, ya sudahlah, Olive sudah tenang di sana. Dia sudah senang di Surga. Dia juga tidak lagi merasakan bagaimana sakitnya terbakar di dalam mobil. Tapi jika kami sedang mengobrol, kerap saya mendadak menangis karena merasa ada sesuatu yang hilang. Dan ternyata, kami semua memang merasakan ketidakhadiran Olive lagi dalam keluarga kami.

Beberapa petunjuk dan informasi mengenai kecelakaan yang kami terima terus-menerus membuat kami makin tersadar. Kami harus melakukan sesuatu. Jangan sampai ada kejadian serupa. Langkah kami mengadukan pihak Nissan ke polisi ini bukan hanya untuk Olive, tapi juga untuk melindungi masyarakat Indonesia. Lebih khusus lagi, kami ingin menunjukkan kepada empat anak kami yang lain, demi Olive kami tidak tinggal diam setelah kejadian tragis itu.

Kabarnya Anda juga kecewa kepada pihak Nissan?

Pada tanggal 19 Maret lalu ada perwakilan Nissan yang datang mengucapkan bela sungkawa dan berjanji akan memberi keterangan soal kenapa pintu terkunci, airbag tidak terbuka, dan mobil terbakar. Ternyata justru esok harinya mereka malah menggelar jumpa pers. Anak saya jadi headline, seolah-olah semua kesalahan ditujukan ke anak saya. Itu yang membuat kami tidak terima.

Namun kami tidak mau gegabah. Makanya kami minta bantuan pengacara. Kami tidak mau tanggung-tanggung, kami pilih pengacara yang memang sudah terkenal. (Natalie dan sang suami, Soerijo Gondo Setiawan, menggunakan jasa pengacara OC Kaligis, Red.)

Jika boleh kilas balik, ketika itu Olive pamit ke mana, kok, sampai dini hari belum pulang?

Jumat sore dia pamit ke acara di British International School (BIS). Sahabatnya ada yang sekolah di situ. Dia pulang jam 23.00 kurang. Kami sempat ngobrol sekitar 15 menit. Selama ngobrol, saya duduk sementara dia tetap berdiri. Usai ngobrol saya tidak ngeh, dia masuk kamar atau tidak. Saya mengira dia masuk kamar. Sekitar jam 01.00 saya baru masuk kamar saya.

Dari mana dapat kabar kecelakaan?

Jam 04.00 Angelina (adik Olive) masuk kamar. Dia bilang Olive kabur dan kecelakaan, dan ada di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM). Lalu saya buru-buru ke RSCM bersama Angelina. Saat melewati Bundaran HI (Keluarga Natalie tinggal di Apartemen Da Vinci, Red.), saya lihat mobil Olive terbakar. Saya tahu dari pelat nomernya dan mobilnya sudah putih. Waktu itu juga saya lihat belum banyak orang. Saya malah minta Angelina memacu mobilnya agar cepat sampai RSCM. Ternyata di sana Olive tidak ada. Dan saya baru tahu belakangan, ternyata saat saya lewat itu, Olive masih terpanggang di dalam mobil.

Jadi sebenarnya, kapan Olive ke luar rumah?