Datang Dari Taiwan, Tak Bernyawa di Medan

By nova.id, Senin, 16 April 2012 | 05:47 WIB
Datang Dari Taiwan Tak Bernyawa di Medan (nova.id)

Datang Dari Taiwan Tak Bernyawa di Medan (nova.id)

"Foto: Debbi "

Selasa (10/4) sekitar pukul 03.30 Wib, Efrin boru Tumanggor melihat asap mengepul dari lantai satu toko yang merangkap tempat tinggal di rumah tempatnya bekerja. Dari lantai satu Toko Brayan Jaya yang terletak di Jl KL Yos Sudarso, Kelurahan Brayan Kota, Kecamatan Medan Barat itu terlihat  api mulai membesar yang diduga berasal dari kosleting listrik di lantai satu dan menjalar ke lantai dua.

alam hitungan detik, api yang makin membesar  'melahap' tujuh korban yang sedang tidur dan terjebak dalam kamar tidur di lantai dua yang berpintu terali besi  dan berkerangkeng jeruji besi. Tujuh orang  yang terperangkap diantaranya istri pemilik toko Yu Ai Fang alias Ny Ana (39), dan ketiga anaknya Chelsea (14), Chelson (11) dan Chester (8). Lalu ada mertua Ny Ana, Ny  Teng Acu (80), dan Yu Ai Thin alias Julia  (31) dari Rantau Prapat dan  Chen Ai Mei (46), yang datang  jauh-jauh dari Taiwan, Minggu (8/4) lalu. "Para korban semua tidur di lantai dua," ujar  tetangga korban, Rudi.

Suasana yang semakin hiruk pikuk itu membuat para tetangga Ny Ana terbangun dan panik serta ketakutan  rumah mereka ikut dilahap si jago merah. Walau semua penghuni rumah 'hangus' terbakar namun PRT (Pembantu Rumah Tangga, red ) di rumah itu, Elfrin boru Tumanggor  selamat.

"PRT itu nekat menerobos kobaran api di lantai dua untuk melompat ke samping rumah majikannya," ujar Rudi menjelaskan begitu tahu Elfrin jatuh ke genteng tetangga sebelah rumah itu, dia bersama warga lainnya melarikan Elfrin ke RSU Imelda, Jl Bilal yang berjarak 1 km dari lokasi kejadian." Saat itu kondisi Elfrin tak sadarkan diri.

Ya, itulah takdir yang dialami keluarga besar Ny Ana. Kakak Ny Ana, Chen Ai Mei (46), jauh-jauh datang dari Taiwan untuk menghibur  Yu Ai Fang alias Ny Ana yang baru tiga minggu lalu ditinggal 'pergi' suaminya, Ajen. "Chen Ai Mei sengaja datang dari Taiwan untuk menghibur adiknya Ny Ana yang baru kemalangan ditinggal 'pergi' suaminya sekaligus ingin ketemu orang tua mereka. Tapi, malangnya kebakaran di toko itu merengut nyawa mereka sekaligus," ujar Ayin (40), adik ipar Chen Ai Mei .

Menurutnya, Chen Ai Mei  tiba di Medan, Minggu (8/4) lalu dan langsung menginap di tempat di toko Ny Ana yang merangkap tempat  tinggalnya. Chen Ai Mei datang ke toko Ny Ana ditemani adiknya dari Rantau Prapat, Yu Ai Thin alias Julia (31). "Mereka berdua sengaja tidur di toko itu untuk menghibur kesedihan Ny  Ana. Tentu saja karena mereka bertiga kakak beradik yang sangat dekat sekali. Rencananya  setelah dari rumah Ny Ana mereka akan berkunjung ke rumah orang tua mereka."

Chen Ai Mei sudah satu tahun tinggal di Taiwan. "Disana dia bekerja sebagai pelayan vihara sambil kerja paruh waktu. Selama di Taiwan dia tinggal di vihara itu. Ketiga kerabat kami yang meninggal itu adalah sosok pribadi yang sangat baik dan taat dalam beribadah. Makanya, kami merasa sangat kehilangan," jelas Ayin.

Elfrin  boru Tumanggor merupakan satu-satunya saksi sekaligus korban yang selamat dari kebakaran di toko itu. Warga Parlilitan, Humbang Hasundutan ini mengalami trauma berat  setelah peristiwa itu terjadi. Tak henti-hentinya dia histeris seperti orang ketakutan dan teriakannya baru berhenti setelah dokter menyuntikan obat penenang.

Saat NOVA menemui korban di ruang mawar No. 206, RS Imelda Pekerja Indonesia, di dalam kamar terlihat wanita berperawakan kurus ini didampingi para kerabatnya. Wanita yang mengenahkan kaos berwarna  merah ini terlihat tertidur di ranjang rumah sakit dengan kondisi lemah dan tidak mau bicara.

Salah seorang kerabat Elfrin, boru Tumanggor menjelaskan Elfrin sempat menceritakan kronologis kebakaran tersebut pada keluarga. "Sebenarnya Elfrin bersama majikannya sempat menyelamatkan diri dari kebakaran itu."

"Sebenarnya ruko itu sempat mengalami kebakaran pada Senin (9/4) sekitar jam 22.00 wib. Kebakaran itu dipicu dari lilin tempat sembahyang di rumah tersebut. Namun, kebakaran itu sempat dipadamkan hingga jam 24.00. Setelah itu, Elfrin mengaku perasaannya tak enak."

Perasaan tak enak itu makin menyergap Elfrin.  Bahkan, hingga jam 02.00 dinihari dia baru bisa tertidur. Namun tak berapa lama, tiba-tiba terdengar  ledakan dari dalam ruko. Ledakan itu tentu saja mengakibatkan  listrik padam. Tiba-tiba api sudah merembet dari  instalasi penghubung listrik di ruko dan mengakibatkan kebakaran hebat.

Menurutnya boru Tumanggor, Elfrin dan majikannya berusaha untuk menyelamatkan diri. "Entah mengapa  majikannya itu turun ke bawah sehingga  terkepung oleh kobaran api. Makanya, Elfrin tak sempat menolong majikannya."

Lalu Elfrin melompati dua ruko sekaligus yakni Ruko Bank Central Asia (BCA) dan melompat ke ruko yang disebelah BCA. " Lalu, dari ruko itu dia diselamatkan oleh orang yang tak dikenalnya lalu Elfrin tak sadarkan diri. Setelah siuman dia sudah berada di rumah sakit." Elfrin sudah kerja di rumah majikanya sejak Oktober tahun lalu. " Elfrin anaknya periang, baik dan mudah komunikasi sama orang lain."

Dr Elmeida yang menangani Elfrin menjelaskan kondisi Elfrin tersebut dinamai reaksi stres akut yakni seseorang yang mengalami gangguan mental emosional yang diakibatkan peristiwa bencana seperti korban yang selamat dari pesawat jatuh tapi kebanyakan  penumpangnya tewas.

Kepala Polsek Medan Barat Kompol Nasrun Pasaribu mengaku telah menetapkan seorang personel di RS Imelda untuk memantau bagaimana perkembangan kondisi  kesehatan satu-satunya saksi hidup terbakarnya Toko  Brayan Jaya itu.

"Kami belum bisa memastikan penyebab kebakaran itu. Dugaan sementara api berasal dari ledakan, tapi kami belum bisa memastikan apakah dari tabung gas atau benda lain. Satu-satunya saksi adalah PRT itu tapi sampai saat ini kami belum bias meminta keterangannya karena dia mengalami trauma berat," ujar Narsun.

Siangnya, Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri cabang Medan menyelidiki penyebab kebakaran dengan membawa sejumlah peralatan elektronik seperti kipas angin dan kulkas yang terbakar sebagai barang bukjti.  Selain itu, petugas juga naik ke lantai dua toko dan memeriksa kamar tempat ditemukannya korban tewas.

Tak lama setelah kejadian, ketujuh korban tewas dibawa ke RSU dr Pirngadi Medan sekitar pukul 08.00 wib untuk dilakukan otopsi ulang. Para kerabat, tetangga dan sanak saudara para korban mulai berdatangan. Tubuh para korban cukup mengenaskaan dengan kondisi tubuh hangus dan menghitam sehingga agak sulit untuk dikenali. Tapi, untuk melakukan otopsi para dokter dan perawat masih menunggu kedatangan ortu korban dari Banda Aceh.

Menjelang siang, Walikota Medan, Rahudman Harahap menyempatkan melihat kondisi  para korban. Walikota mengaku sangat prihatin dengan musibah ini. "Dengan musibah ini saya mengimbau agar setiap ruko menyediakan racun api agar  bisa digunakan untuk  tindakan awal bila terjadi kebakaran." Tentunya  juga dengan  penggunaan terali jeruji besi  dapat menyulitkan petugas untuk menolong korban.

Debbi Safinaz