Kisah 2 Perempuan dan Dunia IT (2)

By nova.id, Jumat, 6 April 2012 | 23:12 WIB
Kisah 2 Perempuan dan Dunia IT 2 (nova.id)

Kisah 2 Perempuan dan Dunia IT 2 (nova.id)
Kisah 2 Perempuan dan Dunia IT 2 (nova.id)

"Titi kini dikenal sebagai pengembang aplikasi smartphone yang cukup besar. (Foto: Eng Naftali) "

Tak Melulu Komersial

Berbagai aplikasi buatan 7Langit terbukti sangat praktis dan diterima baik oleh pengguna BlackBerry. Aplikasi pertama mereka, Qur'an, sudah diunduh oleh lebih dari 350 ribu orang. Tahun 2009, Titi meluncurkan Gempaloka, aplikasi pemberi informasi gempa yang juga laris diunduh orang.

"Pemberitahuannya berupa getar. Jika seseorang nge-PING! di BB akan getar sekitar sedetik, sedangkan ini akan getar lebih lama, sekitar 7 sampai 9 detik. Dan bisa memberitahukan gempa berkekuatan di atas 5 skala richter dari seluruh wilayah Indonesia," papar Titi. Kedua aplikasi ini gratis diunduh.

Sukses dengan dua aplikasi tadi, barulah Titi membuat aplikasi yang menghasilkan uang. Salah satu kliennya adalah Java Festival Production, penyelenggara Java Jazz, Java Soulnation, dan Java Rockinland. "Aplikasi ini sukses sekali. Dalam 10 hari pengunduhnya sudah menembus 30 ribu orang," tukas Titi berbinar-binar.

Dari situ, makin banyak perusahaan komersial memercayakan pembuatan aplikasi padanya. Meski begitu, Titi tetap mengembangkan aplikasi yang bersifat non-komersial. "Kami membuat aplikasi Jalinmerapi dengan LSM Jalin Merapi. Ada pula aplikasi untuk donor darah yang bekerjasama dengan Blood for Life dan aplikasi Teman Ibadah untuk mempermudah pengguna menemukan 10 titik masjid terdekat,"ungkap Titi.

Sejatinya, menurut Titi, merencanakan sebuah aplikasi komersial digital memerlukan proses yang tak mudah. Titi harus mendapat gambaran tepat mengenai brand milik klien yang akan dibuatkan aplikasinya. "Kami bertemu dulu dengan klien. Kami serap maunya apa dan mempelajari karakter perusahaan, setelah itu brainstorming untuk membuat rancangannya," jelas Titi.

Untuk itu, Titi mengaku butuh programmer dengan kepekaan yang baik dan memiliki keahlian yang andal. "Kami punya standar sendiri. Paling tidak, dia harus berlaku seperti pengguna aplikasi," tegas Titi.

Sedangkan inspirasi untuk membuat aplikasi, Titi mengaku lebih banyak menemukannya dari momen santai bersama tim kreatifnya. "Tak harus rekreasi, biasanya justru kami menemukan ide saat makan siang bersama. Ha ha ha...," ujarnya sambil tertawa lepas.

Laili Damayanti