Terpincut Bisnis Cukur Rambut (1)

By nova.id, Senin, 2 April 2012 | 23:27 WIB
Terpincut Bisnis Cukur Rambut 1 (nova.id)

Terpincut Bisnis Cukur Rambut 1 (nova.id)
Terpincut Bisnis Cukur Rambut 1 (nova.id)

"Foto: Kartika Santi/Dok NOVA "

Salon Putra memang istimewa. Beberapa tokoh besar konon pernah merapikan rambutnya di sini. Salon yang didirikan oleh Tan Kim Pling yang tak lain adalah nenek Inu mulai beroperasi pada 1928 saat bergaungnya Sumpah Pemuda. "Dulu banyak yang cukur di sini. Ada Sri Sultan HB X, Paku Alam XI, dan lain-lain. Selain itu juga banyak orang bule dan Tionghoa yang cukur. Kalau zaman dulu, sebelum salon dibuka, orang-orang sudah menunggu di luar," kisah Inu.

Sekarang ini tukang cukurnya tinggal seorang saja. Awalnya terdapat delapan tukang cukur, sampai akhirnya hanya tinggal satu. Mereka semua bekerja hingga akhir hayatnya. Darminto adalah pencukur yang sudah bekerja di tempat ini sejak 1978. Bakatnya diperoleh dari sang ayah, Broto Wiharjo, yang dulu juga bekerja di Salon Putra.

"Saya kerja di sini sejak Pak Inu masih SMP. Sudah 33 tahun lamanya," katanya. Lelaki berusia 69 tahun ini mempelajari teknik memotong rambut sejak 1962. "Kalau dulu modelnya Praman atau pendek rapi. Juga Wispoin, potongan seperti tentara. Kalau sekarang tergantung yang potong minta apa. Kami harus bisa melayani," jelas Darminto yang dalam sehari memotong 5 hingga 10 orang.

Salon Putra yang banyak didatangi pelanggan berusia senja memang terlihat nyaman dalam pelayanannya. Seperti yang diakui Sudirmanto yang sudah menjadi pelanggan selama 30 tahun lebih. "Dulu saya sering potong. Tapi sekarang sudah jarang karena rambutnya rontok lantaran usia. Saya jadi pelanggan sejak belum bekerja sampai sudah pensiun," jelasnya sambil menatap cermin di depannya.

Mantan pegawai administrasi di Universitas Negeri Yogyakarta ini datang ke Putra untuk merapikan rambut sekitar sebulan sekali. Lelaki 61 tahun yang masih lincah itu merasa lebih nyaman bercukur di Putra daripada ke salon-salon modern. "Saya risih kalau dipotong sama perempuan," begitu sahutnya sambil tersenyum.

Melihat kesetiaan semua pelanggannya membuat Inu selalu optimis, meski banyak bertumbuhan tempat cukur rambut modern di Jogja. Hal ini karena ia berupaya mempertahankan sisi tradisional salon miliknya. Peralatan yang digunakan tak pakai listrik. "Yang istimewa di sini, begitu pelanggan dipangkas tik.. tik... tik... Lama-lama dia akan tertidur. Memang lebih banyak pelanggan sepuh yang kemari. Yang dicari itu nikmat dan santainya," jelasnya.

Jika ingin merasakan sensansi tradisional yang langka ini cukup membayar Rp 8 ribu saja. Salon Putra yang berada di Jl Malioboro 129 A, buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga 14.00 WIB dan pukul 17.00 hingga 20.30 WIB.