Hasil pemikiran yang panjang dan berdasarkan kasus-kasus yang pernah ditangani. Misalnya, ada suami menggeret istrinya ke klinik saya dan melaporkan kalau di payudara istrinya ada benjolannya. Namun istrinya kekeuh, payudaranya normal saja. Setelah diperiksa ternyata memang benar si istri menderita kanker. Dari sana saya menyimpulkan, jika suaminya juga bisa menemukan kelainan pada istrinya, pemeriksaan payudara juga bisa dilakukan oleh si suami. Makanya saya buat Sarami.
Apakah Sarami efektif dilakukan?
Cukup efektif. Dalam setahun saya menemukan 9 kasus dan yang menemukan adalah suaminya yang bukan dokter. Sehingga saat itu saya berpikir, oh ternyata ada celah untuk menurunkan angka kematian akibat kanker payudara. Salah satunya, mempersenjatai pasangan untuk bisa memeriksa payudara istrinya.
Payudara memang milik istri, tapi ternyata yang lebih concern terhadap payudara istri adalah suaminya. Karena masih banyak istri-istri yang tidak terlalu memerhatikan payudaranya sendiri. Pertaruhan saya, bagaimana caranya untuk sesegera mungkin menyosialisasikan ini kepada seluruh masyarakat. Jadi istri-istri ini tak perlu konsultasi ke dokter di tahap awal. Nah, Gerakan Moral Bidadari tidak pakai produk yang harus dibeli, melainkan pemahaman SOP yang bisa dilakukan sendiri.
Secara bisnis, tidak malah merugikan dokter?