Sekolah dan Taman Bacaan Gratis (1)

By nova.id, Kamis, 23 Februari 2012 | 22:14 WIB
Sekolah dan Taman Bacaan Gratis 1 (nova.id)

Sekolah dan Taman Bacaan Gratis 1 (nova.id)
Sekolah dan Taman Bacaan Gratis 1 (nova.id)
Sekolah dan Taman Bacaan Gratis 1 (nova.id)

"Manahan ingin merangkul anak-anak putus sekolah agar mereka mendapat banyak pengetahuan. (Foto: Debbi/Nova) "

TB Gerhana Mengubah Gelap Menjadi Terang

Di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang baru dibangun di Terminal Terpadu Amplas, Medan, anak-anak jalanan, pedagang asongan, dan penyemir sepatu berkumpul. Dengan bersemangat mereka membolak-balik berbagai buku di tempat yang dibangun oleh Manahan Sitanggang (45). "Saya ingin merangkul anak-anak putus sekolah. Dengan adanya TBM ini, semoga mereka jadi banyak pengetahuan," ujar pria asal Sumatera Utara ini.

Mengapa mendirikannya di terminal? Menurut Manahan, terminal adalah salah satu pusat berkegiatan masyarakat marjinal yang selama ini luput dari perhatian. Nama Gerhana dipilih karena melambangkan keadaan gelap menjadi terang. "Saya ingin masyarakat ini jadi gemar membaca dan 'melek' ilmu."

Gerhana didirikan Juni tahun lalu. "Tahun 2007, saya buat taman bacaan dengan berkeliling ke desa-desa terpencil. Ternyata paradigma orang Indonesia bahwa minat membacanya rendah, itu harus dihapus. Bukan minatnya yang rendah, tapi buku-bukunya yang tak ada. Kalaupun ada, mahal. Buktinya saat saya bawa buku-buku dengan motor, orang di desa-desa itu sangat haus bacaan," tutur Manahan menjelaskan saat dia bawa buku 200 eksemplar bisa ludes dalam sekejap.

Ketika akhirnya ia memutuskan mendirikan Gerhana, awalnya masyarakat sekitar terminal tak begitu peduli. Namun berkat kerja kerasnya, kini hampir ratusan orang datang berkunjung ke perpustakaan setiap hari. Kehadiran Gerhana pun mengubah imej terminal yang tadinya menyeramkan jadi lebih menyenangkan.

Bersama sejumlah instansi, Manahan juga rajin menjalin kerjasama. Salah satunya dengan Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) yang mengadakan pelatihan jurnalistik di Medan, Desember lalu. "Ada sekitar 20 anak yang ikut pelatihan. Mereka sangat antusias."

Setelah berhasil lewat pelatihan jurnalistik, suami dari Serliana Bagariang (30) ini berencana mengadakan pelatihan Wirausaha. "Obsesi saya ingin menjadikan anak-anak ini pekerja profesional. Walau jadi tukang semir, jadilah tukang semir profesional, pedagang asongan profesional, dan lainnya. Saya mulai melatih mereka berpakaian rapi dan sebagainya," ujar Manahan.

Nove, Debbi/ bersambung