Berpulangnya Sang Petualang (2)

By nova.id, Selasa, 14 Februari 2012 | 12:45 WIB
Berpulangnya Sang Petualang 2 (nova.id)

Berpulangnya Sang Petualang 2 (nova.id)
Berpulangnya Sang Petualang 2 (nova.id)

"Begitu banyak teman yang merasa kehilangan datang melayat dan mendoakan Fanka saat jasadnya disemayamkan di Rumah Duka RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. (Foto: Ade Ryani/Nova) "

Impian ke Prancis

Untuk jurusan kuliah di Teknik Kelautan, sejak awal Fanka juga memilihnya sendiri. "Aku ingin sesuatu yang berbeda dan menantang, Ma," katanya. Waktu itu aku sempat tanya kenapa ia tak memilih jurusan kedokteran? Kata Fanka, "Kuliahnya lama, Ma. Nanti kalau sudah lulus dari Teknik Kelautan, aku mau kerja di pengeboran minyak lepas pantai. Aku ingin berada di tengah laut, menyatu dengan alam bebas." Ah, anakku...

Fanka juga menyukai pantai dan hobi fotografi. Ia sempat, lho, ikut lomba dan juara saat SMU. Jika di rumah, selain tidur, hobinya sejak kecil membuat baju boneka dari kain yang dililit-lilit. Kalau sedang mood Fanka sering mendesain baju dengan sketsa gambarnya sendiri. Sampai ia pernah datang ke pesta dengan modal baju yang ia buat sendiri. Meski senang kegiatan yang identik dengan laki-laki, Fanka memang tipe gadis yang feminin. Minatnya di desain ini bertentangan dengan jiwa petualangan yang ia punya. Meski diturunkan dari suamiku, ia justru tak setuju dengan hobi Fanka akan olahraga ekstrem.

Fanka yang pintar juga memiliki jiwa sosial tinggi. Sejak SMA ia sudah mengajar anak-anak tak mampu di sekitar rumah. Kepedulian ini berlanjut saat kuliah. Ia dan teman-teman kampusnya aktif sebagai relawan pengajar anak-anak tak mampu (SD-SMP) di Bandung. Setelah mengajar, ia suka membagikan permen kepada mereka.

Seminggu sebelum peristiwa ini terjadi, Fanka yang sudah semester enam mengajukan permohonan pembimbing skripsi. Katanya 1,5 tahun lagi ia berjanji akan lulus kuliah. Aku selalu percaya pada setiap omongan dan pilihannya karena selalu ditepati. Bulan Juli nanti seharusnya ia sudah masuk program magang di kampusnya. Kalau Fanka masih ada, aku pasti bisa melihatnya sedang kerja magang di perusahaan minyak Total. Fanka memang punya impian dapat beasiswa dari perusahaan tersebut untuk melanjutkan S2 di Prancis dengan studi yang sama. Ia juga sudah bayar les Bahasa Prancis.

Sayang, semua itu tinggal kenangan. Tuhan berkehendak lain. Putri sulungku harus pergi untuk selama-lamanya. Mimpi-mimpinya musnah seketika. Tapi, aku ikhlas Fanka pergi saat berpetualang, hobi yang amat ia cintai. Aku tak akan mempertanyakan sebab ia meninggal karena Fanka juga begitu menyayangi teman-temannya. Selamat jalan, Fanka anakku. Tenanglah kau di sana...

Ade Ryani HMK