Setelah barang-barang itu kubuat, aku lantas memberi nama usahaku "Genah". Genah, dalam Bahasa Jawa berarti apik atau bagus. Harapanku saat itu, kreasiku dinilai cukup bagus dan bisa diterima pembeli. Genah juga merupakan doa bagiku, yang kuharap dalam setiap pembuatannya aku bisa selalu menjaga kualitas barang.
Pada awalnya, aku mencoba membuat satu seprai dan taplak meja. Aku lalu menjualnya ke para tetangga di sekitar rumah saja. Maklum, karena masih partai kecil aku belum berani menjajakannya ke lingkunganyang terlalu luas. Khawatir ketika banyak yang pesan malah kewalahan sendiri. Sempat terpikir, usaha handmade ini akan pasang surut. Apalagi di masa itu barang-barang handmade, kan, belum sepopuler sekarang. Tapi aku bertekad, jalanin saja meski harus door to door.