Natasha Tantama, Dua Dunia si ''Bakul Kue'' (1)

By nova.id, Jumat, 10 Februari 2012 | 23:27 WIB
Natasha Tantama Dua Dunia si Bakul Kue 1 (nova.id)

Saya bilang ke Papa, dengan modal kursus itu saya sudah siap bikin usaha di Indonesia. Selain hobi dan punya dasar membuat cake, saya juga banyak belanja buku. Makanya saya yakin banget usaha ini bisa berkembang. Dan yang penting, saya bisa mengembangkan nya sendiri dari ilmu dasar ini. Toh, sebenarnya bikin sculpted cake itu sebuah seni.

Rupanya Anda juga berkerja sama dengan Ibunda, ya?

Resep cake memang dari Mami. Resep tradisional. Tapi kadang saya modifikasi. Mami kebetulan memang jago bikin cake. Jadi soal resep dipegang Mami, sementara art -nya bagian saya.

Hanya dalam waktu singkat, usaha sculpted cake milik Anda langsung populer. Apa kuncinya?

Saya bekerja dengan hati. Saya senang melakukan ini. Apalagi kalau respons kliennya bagus. Wah, kerja keras saya seolah dibayar lunas. Padahal kadang-kadang pesanannya biasa saja, harga pun tidak sampai Rp 1 juta. Tapi saat mendengar respons klien yang senang banget dengan sculpted cake kreasi saya, wah, hati ini senang sekali.

Natasha Tantama Dua Dunia si Bakul Kue 1 (nova.id)

"Kebetulan saja Natasha banyak menerima pesanan dan membuat cake dengan model aneka bentuk makanan unik dan mirip bentuk aslinya (Foto: Dok Pri) "

Karena sculpted cake sebuah karya seni, harus ada waktu tertentu untuk memesan?

Itu pasti! Apalagi untuk model yang belum pernah saya buat. Paling tidak, perlu seminggu untuk membuat konsep dan eksekusinya. Kalau modelnya pernah saya buat, mendadak pesannya juga bias.

Bukahkah pesanan kue biasanya mendadak?

Ya, memang benar. Itu yang membuat saya harus kerja keras. Tapi ini, kan, bisnis. Saya harus bisa melayani semua klien. Idealnya, sih, klien datang sudah membawa konsep model yang ingin dipesan. Jadi saya tinggal memikirkan detailnya.

Lebih enak seperti itu, ya?

Ya, banyak juga, sih, yang begitu. Bahkan kadang mereka pesan sambil menunjuk gambar di website saya. Tapi banyak juga yang pesan tanpa ide. Kalau sudah begitu, biasanya saya ajak mengobrol dulu. Saya tanya-tanya, apa hobi orang yang mau diberi kue, apa profesinya. Dari situ saya bisa menentukan kira-kira model apa yang pas.

Pernah teman saya ingin memberi kue ulang tahun ke pacarnya. Setelah berkonsultasi dengan saya, ternyata sang pacar hobinya makan masakan Jepang. Akhinya saya bikin satu set sculpted cake tema bento, lengkap dengan dessert-nya.

Sukrisna / bersambung