Peluang Menjanjikan dari Sculpted Cake (1)

By nova.id, Kamis, 2 Februari 2012 | 00:27 WIB
Peluang Menjanjikan dari Sculpted Cake 1 (nova.id)

Karena kerumitan inilah, sebut Dewi, sah-sah saja jika pembuat SC mematok harga tinggi. Padahal, modal untuk bahan-bahan dasar kue paling hanya mencapai Rp 150 ribu. "Biaya kreasi bisa ditambahkan hingga 100 persen. Malah, jika memang sangat rumit boleh saja tambahkan 150 persen dari modal. Ditambah margin profit sebanyak 40 persen, harga SC bisa mencapai sekitar Rp 500 ribuan. Itu untuk model sederhana. Semakin sulit bentuknya, semakin mahal," papar Dewi yang pernah menjual kue berbentuk kecoa seharga Rp 1 juta. "Saya ambil kecoa betulan lalu dimasukkan ke plastik. Saya pelajari bentuk kecoa itu dari berbagai sisi."

Peluang Menjanjikan dari Sculpted Cake 1 (nova.id)

"Alat-alat atau investasi yang biasa digunakan untuk membuat s'culpted cake kebanyakan diimpor dari Amerika dan harganya mahal (Foto: Eng Naftali) "

Jurus Jitu Pemesanan

Setelah total dalam menciptakan kreasi SC, strategi promosi menjadi langkah selanjutnya. Lewat teknologi internet, seperti Facebook, Twitter, dan website, tentu kegiatan berpromosi jadi makin terbantu. Meski begitu, jangan lupakan pula cara-cara lain yang bisa ditempuh agar produk makin dikenal.

"Misalnya, begitu ada waktu luang, berikan kue gratis ke teman sebagai hadiah ulangtahun. Di kemasannya pasang stiker yang mencantumkan nomor telepon. Harapannya, teman-teman kantor lain memesan," saran Dewi yang berpromosi lewat memberikan demo. "Tak masalah dibayar sedikit atau memberi bahan gratis. Yang penting, orang jadi tahu saya bisa bikin SC."

Mantra lain, lanjut Dewi, adalah selalu jujur pada konsumen. Pernah Dewi gagal membuat kue karena salah perhitungan konstruksi. "Kuenya amblas, tapi saya jujur pada pembeli. Bukannya dimarahi, malah dipuji kuenya bagus. Ha ha ha," kenang Dewi. Jika kegagalan terjadi, jangan pelit untuk memotong harga kue atau memberi diskon.

Nah, jika bisnis sudah berkembang, perlukah menyewa seorang asisten? "Sayang, mencari asisten untuk SC masih sulit. Kebanyakan hanya bisa membuat adonan dasar kue atau menggiling fondant. Kalau untuk membentuk dan membuat detail, tetap saya pegang sendiri," ujar Dewi. Saat membuat SC, biasanya Dewi menyiapkan detailnya terlebih dahulu. "Misalnya mau membuat mobil, siapkan dulu jendela atau lampunya. Saat badannya sudah jadi, tinggal tempel."

Sebagai seseorang yang sudah hapal seluk beluk SC, Dewi juga memperingatkan akan kelemahan kue ini. Salah satunya, jangan dimasukkan lemari pendingin. "Udara kulkas, kan, dingin. Begitu dikeluarkan ada embun yang menetes hingga kuenya basah. Makanya harus disimpan di suhu normal. Celakanya, apabila udara lembap harus berburu waktu dengan udara."

Kue yang menggunakan cream susu hanya tahan maksimal 3 hari, maka perhitungkan benar-benar waktu layak makan kue. "Kadang konsumen tidak langsung memakan kue, gara-gara sayang memotong kue yang bentuknya bagus."

Jika yang dipakai adalah fondant, bentuknya memang akan lebih bagus. "Ada juga SC berbahan butter cream. Memang lebih gampang dimakan, tapi bentuknya kurang bagus. Biasanya terdapat lubang-lubang di atas kuenya."

Noverita K Waldan / bersambung