Duka Bunda Sopir Mobil Maut (1)

By nova.id, Selasa, 31 Januari 2012 | 01:09 WIB
Duka Bunda Sopir Mobil Maut 1 (nova.id)

Memang seperti apa gambaran kepribadian Ani?

(Yurnelli terdiam sejenak). Ani anak baik, tumpuan harapan saya. Jadi, kalau dibilang dia pakai narkoba, saya enggak habis pikir. Itu enggak mungkin! Di rumah perilakunya normal, rajin salat, dan dulu sering ikut pengajian, tapi dua tahun belakangan karena sibuk bekerja, Ani tak lagi aktif mengaji.

Pekerjaannya apa tepatnya?

Di pekerjaannya terakhir, Ani menjabat sebagai produser. Kerjanya bikin iklan teve untuk perusahaan-perusahaan besar. Kadang dia ikut tahap editing juga, jadi pulangnya memang suka larut malam. Ani sering juga ke luar kota untuk syuting. Meski begitu, saya tetap kontrol. Saya telepon, tanya pulang jam berapa, sudah sampai di mana.

Ya, itu bentuk perhatian saya sebagai ibunya. Ani memang pekerja keras, pulang jam 03.00 dan kalau ada meeting jam 08.00, dia bangun pagi lalu berangkat lagi. Kadang pekerjaannya dibawa pulang ke rumah. Di dalam kamarnya atau kamar saya, dia kerja di laptopnya. Giat sekali anak itu.

Duka Bunda Sopir Mobil Maut 1 (nova.id)

"Ani dan keluarga, saat sang ayah masih hidup. Sosok Ani yang ceria dan royal begitu lekat dalam ingatan mereka (Foto: Dok Pri) "

Seperti apa masa kecil Ani?

Tahun 1986, saat Ani berumur tiga tahun, kami sekeluarga tinggal di rumah yang sekarang ini. Dia anaknya supel. Di lingkungan rumah, kan, karang taruna-nya kurang aktif tapi dia sering main dengan anak-anak kecil di sekitar rumah. Dia juga penyayang, jiwa sosialnya tinggi. Dekat rumah juga ada sahabat masa kecilnya, tapi sudah pindah ke luar negeri. Selebihnya, teman-teman biasa.

Saya dan almarhum suami (Santoso, ayah Ani, meninggal tahun 2009, Red.) memang mendidik anak-anak sejak kecil dengan agama, rutin mengaji. Sejak TK sampai SMIP, Ani juga kerap ikut pengajian. Bahkan ikut keputrian saat kuliah di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Setamat SMIP, saya arahkan dia agar kerja kantoran tapi dia malah pilih Jurusan Sinematografi di IKJ. Enggak nyambung memang karena dia dulunya malah sekolah bidang perhotelan, ketika kuliah senang broadcast. Ternyata dari dulu dia penasaran cara orang bisa bikin iklan di teve atau billboard. Kuliahnya memang banyak tugas, kadang menginap di rumah sahabatnya yang juga sekampus.

Bagaimana hubungan dengan anggota keluarga lain?

Ani dekat dengan saya, juga dengan kakak dan dua adiknya. Dia anak kedua dari empat bersaudara. Saat ayahnya meninggal, dia yang menguatkan saya agar sabar. Kehidupan harus terus berjalan, kata dia. Ani jadi bertanggungjawab menafkahi keluarga.

Bersama kakaknya, Agus, dan adiknya, Rully, mereka membiayai segala kebutuhan. Ayu, adik bungsunya yang masih duduk di bangku SMU, juga didukung untuk bisa meraih cita-citanya sebagai dokter. Kata Ani ke Rully, "Ayo kita bantu supaya adik lancar sekolahnya dan kebutuhannya bisa terpenuhi, bisa kuliah."

Ibu kenal teman-teman Ani?

Teman Ani banyak sekali. Kalau di rumah panggilannya Ani, tapi teman-teman di luar panggil dia Afri. Kadang ada temannya yang main ke rumah, dikenalkan ke saya dan anggota keluarganya yang lain. Di luar rumah dia memang aktif, banyak bergaul. Ani juga senang memotivasi orang lain di sekitarnya saat mereka punya masalah. Anak ini senang sekali menolong orang lain. Pernah nyetirin mobil demi mengantar kerabat ke Bandung.

Ade Ryani, Astudestra Ajengrastri / bersambung