Istri Enggan Dicerai, Suami Dalangi Pembunuhan (1)

By nova.id, Senin, 30 Januari 2012 | 00:45 WIB
Istri Enggan Dicerai Suami Dalangi Pembunuhan 1 (nova.id)

Istri Enggan Dicerai Suami Dalangi Pembunuhan 1 (nova.id)
Istri Enggan Dicerai Suami Dalangi Pembunuhan 1 (nova.id)

"Di jalan di tengah persawahan ini lah Wigati dihabisi oleh orang suruhan HR, di hadapan anak semata wayangnya. (Foto: Gandhi/Nova) "

Hanya Sandiwara

Setelah divisum di rumah sakit, sekitar pukul 02.00 dini hari jenazah Wigati dibawa pulang ke Beringin. Hujan tangis terdengar di mana-mana ketika jenazah anakku diturunkan dan disemayamkan di ruang tamu. Aku tak bisa membendung emosi, aku menangis sejadi-jadinya ketika melihat tubuh anakku sudah dalam keadaan terbujur kaku di hadapanku.

Bayangkan, siapa yang tak terguncang, baru bebarapa jam yang lalu bertemu dalam keadaan sehat, tiba-tiba anakku sudah dalam keadaan tak bernyawa. Rasa antara percaya dan tidak itu masih terus menggelayut di benakku. Yang bisa aku lakukan saat itu hanya menghujat kekejaman si pelaku yang tega-teganya membunuh Wigati.

Yang tak kalah histerisnya adalah cucuku, Rangga, dan menantuku, HR. Rangga menangis meraung-raung di depan jenazah ibunya, demikian pula HR, ia tak berhenti sesenggukan di sebelah jenazah istrinya, bahkan berulang kali menciumi kaki istrinya yang sudah terbujur kaku. "Dik, kalau kamu mati, aku dan Rangga harus ikut siapa?" ratap HR yang sontak membuat para pelayat lain ikut hanyut dalam suasana penuh duka.

Masih di depan jasad Wigati, HR pun berkata kepadaku, sebagai penganti istrinya yang sudah tiada, ia minta agar aku tetap tinggal bersamanya. "Bu, sebagai penganti Wigati, saya minta ibu tetap tinggal bersama saya selamanya," kata HR dengan suara menyayat.

Namun apa yang dilakukan HR itu tak lebih dari sandiwara belaka. Selang dua hari berikutnya, tepatnya pada tanggal 3 Januari aku mendapat kabar yang tak kalah mengejutkannya dari aksi pembunuhan atas Wigati.