Meski tak kapok berlayar lagi, Adi mengaku butuh waktu untuk menenangkan diri. "Mempersiapkan mental dan mengurus dokumen karena semua hilang. Yang saya bawa pulang sekarang hanya surat pengganti paspor saja."
Rencananya, setelah Agustus, Adi ingin merasakan Lebaran bersama keluarga di rumah. "Selama 6 tahun tak pernah Lebaran di rumah," tutur Adi yang senang berlayar karena gajinya besar. "Dibanding kerja di sini dengan posisi sama, pasti butuh waktu lama buat dapat gaji besar. Selain itu, tentu saja bisa ke luar negeri gratis," papar Adi.
Akan halnya dengan Arif yang sudah menjadi ABK sejak 1991. Pria yang segera berkirim SMS ke istrinya di Tanjung Priok untuk memberi kabar setelah kejadian ini, tak merasa jera. "Pelaut sudah jadi darah saya. Saya berprinsip, mati adalah takdir Tuhan. Makanya setelah istirahat, saya akan kembali berlayar."
Kerja keras KBRI Italia mengembalikan seluruh ABK asal Indonesia ke Tanah Air juga membuatnya bersyukur. "Saya hanya memikirkan rekan saya, juru mudi Jakob yang kala itu pegang kemudi. Sampai sekarang ia masih dalam pemeriksaan," kata Arif.
Henry, Nove / bersambung