Rumah Makan Khas Daerah di Ibukota, Obat Kangen Para Perantau (1)

By nova.id, Sabtu, 14 Januari 2012 | 01:18 WIB
Rumah Makan Khas Daerah di Ibukota Obat Kangen Para Perantau 1 (nova.id)

Ny. Amir yang meninggal beberapa bulan lalu, lalu membuka warung soto di depan rumah. Cukup satu meja. Lewat promosi dari mulut ke mulut, akhirnya soto Banjar makin dikenal. Selanjutnya, ia menyewa warung yang bisa menampung lebih banyak tamu. Pengunjung juga usul agar menu khas Banjar ditambah. Mulailah Ny. Amir menambah menu, antara lain ketupat kandangan. Yaitu ketupat yang dimakan dengan lauk ikan gabus bakar, dan diguyur kuah serupa opor.

Rumah Makan Khas Daerah di Ibukota Obat Kangen Para Perantau 1 (nova.id)

"Foto: Henry Ismono "

Ada lagi masak habang. Sesuai namanya yang berarti masak merah, masakan ini warnanya kemerahan. Rasanya paduan pedas, manis, dan asam. Ada masak habang haruan (ikan) ada pula habang intalu (telur). Menu lain yang disajikan adalah sate ayam. "Bumbunya beda dengan sate di Jawa. Ada rempah-rempahnya," kisah Cendi yang memegang usaha ini sejak tujuh tahun lalu setelah ibunya mulai sakit-sakitan.

Tanpa banyak promosi, Soto Banjar Nyaman ramai dikunjungi pelanggan. Rumah makan berkapasitas 50 orang ini bahkan menjadi favorit Menpora Andi Mallarangeng. "Dulu Pak Andi sering datang bersama istrinya. Mungkin karena sekarang sangat sibuk, sopirnya yang datang untuk membungkus." Vokalis band Radja, Ian Kasella juga termasuk pelanggannya. "Masih banyak lagi orang-orang terkenal yang makan di sini. Ada, lho, ibu hamil yang ngidamnya makan soto Banjar."

Menurut Cendi, cita rasa soto Banjar begitu khas dengan banyak rempah. Tapi, "Kalau rempah-rempahnya terlalu banyak rasanya malah kayak jamu, pahit. Makanya cara membuatnya cukup sulit," kata anak ke-2 dari 5 bersaudara ini.

Tiap hari rumah makan yang mulai buka pukul 07.00 ini dikunjungi ratusan orang. Hari Sabtu dan Minggu, bisa dipastikan pengunjung lebih banyak lagi. "Lumayanlah. Selain itu, kami sering mendapat pesanan, mulai orang punya hajat sampai acara kantor. Menu yang diminta macam-macam. Tentu saja saya senang, kuliner Banjar makin banyak peminatnya," kata Cendi yang sudah membuka dua cabang rumah makan ini.

 Ade Ryani, Henry Ismono / bersambung