Kisah Sukses Dua Perempuan Jogja (2)

By nova.id, Rabu, 4 Januari 2012 | 04:15 WIB
Kisah Sukses Dua Perempuan Jogja 2 (nova.id)

Kisah Sukses Dua Perempuan Jogja 2 (nova.id)
Kisah Sukses Dua Perempuan Jogja 2 (nova.id)

""Ayah ingin punya kerajaan. Jadilah Ayah membuat Sekar Kedaton dengan suasana restoran layaknya di dalam keraton," papar Betta.(Foto: Siswanto/Dok NOVA) "

Suasana Dalam Keraton

Restoran berlantai dua itu menjadi kebanggaan Betta. "Karena kami orang Jawa jadi masih membanggakan tradisi keraton.Biasanya wisatawan asing betah berlama-lama duduk di restoran, lalu betrtanya-tanya sejarah gedung ini dan siapa pemiliknya. Tetapi saya sengaja tidak banyak menemui para tamu secara lansgung. Karena pesan Ayah, tidak baik terlalu menonjolkan diri. Kalau banyak pertanyaan biasanya staf yang menjelaskan."

Mengingat tamu yang datang ke Sekar Kedaton kebanyakan wisatawan asing, Betta pun melakukan strategi dengan menawarkan menu yang bervariasi, Asia dan Eropa atau Western. Berhubung banyak juga wisatawan asing yang ingin mencicipi menu khas Jogja, "Kami punya andalan snack Lumpia Gudeg. Camilan ini dikemas khusus supaya berbagai level masyarakat masuk. Orang Jakarta kalau sekadar makan gudeg, hal biasa. Sementara wisman yang semula tidak suka masakan manis, jadi antusias sekali setelah mencoba Lumpia Gudeg. Lumpia Gudeg ini ikon Sekar Kedaton, lho. Ide membungkus gudeg dengan kulit lumpia ini tercetus bersama antara saya dengan staf bagian kithecn. Chef memberi konsep, unsur Jawa kami angkat ke kancah internasional agar wisatawan ikut merasakan. Sedangkan untuk tamu lokal kami punya menu utama Iga Brongkos"

Rupanya, Betta tak cuma sukses mengelola Sekar Kedaton yang kini membuka cabang di kawawsan Candi Borobudur. "Saya suadh diajari bisnis oleh Ayah sejak SMP. Duduk di bangku SMA, saya sudah punya swalayan Betta. Modalnya pinjam dari Ayah. Padahal sebenarnya mau minta apa saja bisa keturutan. Tapi Ayah memang ingin saya belajar. Bila remaja seusia saya masih bersenang-senang, hura-hura, saya justru sibuk kulakan dagangan di Pasar Beringharjo. Tapi karena niatan saya ibadah, menyenangkan hati orangtua, jadi sampai sekarang tidak pernah ada penyesalan, tidak pernah melakukan kegiatan hura-hura seperti remaja pada umumnya. Yang penting bagi saya, menyenangkan hati orangtua."

Kini, Betta yang kelahiran Yogyakarta, 1 Mei 1982 bertekad terus melakukan perbaikan restorannya agar menjadi salah satu tempat yang dibanggakan wisatwan, menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan di Jogja. "Saya ingin Sekar Kedaton menjadi resto terbaik dengan makanan dan gedung yang masih mempertahankan tradisi Jawa, yang sudah banyak ditinggalkan orang. Intinya ingin mengusung tema tradisional dan mempertahankan kebudayaan. Karena itu kami juga melayani entertainmen untuk acara khusus. Misalnya dengan suguhan sendratari Ramayana atau tarian khusus Jawa dan modren. Resto ini, kan, bisa memuat sampai 3 ribu tamu, lho!"