Di tengah proses pengobatan itu, saya kembali hamil dan melahirkan anak ketiga. Kondisi anak ketiga kami juga sakit-sakitan. Ketika usia si kecil 5 bulan, sempat dirawat berkali-kali di RS akibat sakit paru-paru. Stres! Sementara saya dan suami harus tetap fokus pada pengobatan Dimas.
Akhirnya, mau tak mau kami harus sedikit "longgar" dalam mengobati Dimas. Semua perhatian pun tercurah pada anak ketiga. Saya pun hanya bisa berdoa kepada Allah agar diberikan kesehatan untuk bisa merawat anak-anak. Demi membantu biaya pengobatan, barang berharga yang ada di rumah dijual. Hanya satu peralatan rumah tangga yang tak boleh dijual, yaitu kulkas. Karena kulkas bisa menghasilkan uang tambahan bagi kami.
Untuk mengisi waktu luang, saya membuat es mambo dan es batu untuk dijual di sekolah-sekolah atau para tetangga. Saya juga buka usaha kecil-kecilan jualan pisang goreng yang dititipkan ke warung. Suami juga ikut banting tulang, pagi sampai sore bekerja sebagai satpam. Malamnya, ia ngojeg.