Banyak Tangan Membantu Nando

By nova.id, Rabu, 7 Desember 2011 | 02:01 WIB
Banyak Tangan Membantu Nando (nova.id)

Di kota kelahirannya, Nando terus keluar-masuk RS. Setelah setahun berobat jalan, bukannya membaik, Nando mengeluhkan sakit di dadanya. "Kata dokter, Nando mesti menjalani cuci darah," kisah Nana yang kala itu berhenti bekerja demi menemani Nando. "Saya mesti fokus."

Cuci darah membuat Nana kembali membawa Nando ke Jakarta karena keterbatasan alat cuci darah untuk anak di Lampung. Juni tahun silam, Nando kembali ke RSCM dengan bantuan dana dari saudara dan teman-temannya. "Allah memberi kemudahan, Nando bisa langsung dapat kamar perawatan. Setelah sebulan dirawat, kondisinya sempat membaik. Dia mesti menjalani diet ketat, antara lain tidak boleh mengonsumsi penyedap rasa."

Banyak Tangan Membantu Nando (nova.id)

"Nando sempat menangis ketika perawat membetulkan selang infusnya (Foto: Henry Ismono) "

Sempat Koma

Biaya yang menipis, membuat Nana minta izin dokter untuk membawa pulang buah hatinya ke Lampung. "Saya benar-benar tak ada uang lagi. Dokter mengizinkan dengan catatan Nando tetap harus rutin kontrol."

Seakan belum cukup cobaan dengan kondisi Nando, suami Nana turut jatuh sakit. "Dia sakit maag kronis dan stres memikirkan Nando." Pernah berbulan-bulan Nana harus mendampingi suami dan anaknya yang sama-sama dirawat di sebuah RS di Lampung. "Sebenarnya, kan, ruang rawat anak dan dewasa dipisah, tapi pihak rumah sakit mengizinkan Nando dan ayahnya dirawat berdampingan."

Keadaan ini tentu membuat Nana merasa letih lahir batin. Meski begitu, Nana mengaku tak pernah putus harapan. "Saya mesti kuat. Bila tidak, bagaimana nasib Nando dan suami saya?" katanya sedih. Sambil menghapus airmatanya, ia berujar lagi, "Ah, saya tetap semangat, kok. Apalagi melihat suami yang beberapa hari ini kondisinya sudah bagus."

Sudah beberapa kali Nando harus menjalani operasi. "Kata dokter, jangan sampai ginjal Nando membengkak karena terendam cairan tubuh. Nando, kan, enggak bisa pipis secara normal." Salah satu operasi yang membuat Nana miris adalah ketika dokter harus mengeluarkan usus Nando dari dalam perut agar tak terendam cairan.

Namun yang terberat, lanjut Nana, adalah ketika Nando mengalami koma. "Kata dokter, kondisi Nando sudah kritis. Saya hanya bisa menangis. Saya pasrahkan semuanya ke tangan Tuhan. Alhamdulillah, Nando kembali sadar, kondisinya membaik."

Kecewa Dimanfaatkan

Begitulah, keadaan keluarga yang tanpa penghasilan menuntut Nana mengurus Jamkesmas demi mendapat keringanan biaya. Sekitar satu bulan menjalani rawat-inap, "Saya diusir oleh petugas RS. Katanya, Jamkesmas hanya berlaku satu bulan. Jadi, Nando mesti keluar rumah sakit meski kondisinya masih lemah. Tiada jalan lain, Nando saya bawa pulang."

Tanpa perawatan medis semestinya, jelas di rumah keadaan Nando terus memburuk. Suatu ketika, "Agus Wijanarko dari YKAI (Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia) membantu Nando mendapat perawatan di RS Mutiara Putri. "Banyak tangan yang meringankan beban saya. Begitu juga saat Nando perlu darah, ada saja yang rela mendonorkan darahnya. Saya juga senang melihat Nando begitu semangat untuk sembuh," kata Nana.