Dua Kisah Wanita dan Sepeda (1)

By nova.id, Rabu, 9 November 2011 | 23:18 WIB
Dua Kisah Wanita dan Sepeda 1 (nova.id)

Dua Kisah Wanita dan Sepeda 1 (nova.id)
Dua Kisah Wanita dan Sepeda 1 (nova.id)

"Bu Wati (paling kanan) selalu ada disetiap acara bersepeda. Termasuk saat Bike 2 Work Day 2011 beberapa waktu lalu (Foto: Sukrisna) "

"Satpam" Sepeda

Kepopuleran Wati makin menjadi karena wanita ini tak pernah membatasi diri, kendati ia sudah dianggap sesepuh komunitas sepeda Monas. Semua kegiatan bersepeda yang ada di Jakarta kerap ia sambangi. Tak heran ia bisa dengan luwes masuk ke beragam komunitas sepeda yang ada di Jakarta, dari komunitas Bike to Work (B2W), sepada balap, hingga Komunitas Sepeda Onthel.

"Saya pernah ikut rombongan komunitas sepeda Pak Subronto Laras (komunitas sepeda balap) dan gowes di Yogya," jelas Bu Wati. Wanita ini juga pernah ikut gowes ke Bandung yang diadakan B2W Chapter Ciledug dan sekitarnya. "Saya juga pernah gowes ke Pandeglang bersama teman-teman Onthel, beberapa waktu lalu. Ini pengalaman yang paling seru."

Ceritanya, Wati dan teman-temannya masih gowes di tengah hutan ketika hari sudah beranjak malam. "Saya sempat melihat ada "penampakan". Kok, ada penjual bakso di tengah hutan. Ternyata teman saya juga melihat. Begitu kami dekati, ternyata tidak ada apa-apa. Iiih... langsung merinding."

Karena sudah kemalaman, Wati dan teman-temannya terpaksa tidur di warung pinggir jalan. "Dan selalu saya yang jadi satpam, jagain sepeda semalaman, ha ha ha... Habis, kalau sepeda diangkut orang gimana? Repot, kan?"

Wati memang tak bisa lepas dari sepeda. Ke mana pun pergi selalu naik sepeda. Termasuk ke tempat kerjanya di sebuah kios di halaman parkir Taman Monas. Di kios sederhana ini, tiap hari berkumpul para pencinta sepeda. Di sinilah Wati menjajakan segala jenis tiket fun bike. Di setiap acara fun bike, Wati bisa menjual bisa sampai 300-500 tiket. "Bahkan kalau target peserta dan hadiahnya banyak, saya bisa minta jatah lebih."

Tak heran, tiap menjelang acara fun bike, teleponnya tak henti berdering. Mereka menanyakan keberadaan tiket. "Bahkan yang dari luar kota pun belinya ke saya," jelas Wati yang mendapat 10 persen dari hasil penjualan tiket fun bike. Tak sekadar jualan, Wati juga selalu ikut membeli. "Ya, paling ambil 1-2 tiket."

Ia juga kerap mendapat doorprize. Dari ponsel, TV, sepeda, motor, hingga kambing. Yang terakhir ia menangkan saat ikut fun bike di Bogor. "Itu satu-satunya doorprize yang saya jual. Selebihnya saya pakai sendiri," kata Wati yang setiap ada acara fun bike bersama suaminya juga menggelar dagangan aneka pernak-pernik sepeda.

Ya, Wati memang cinta sepeda. Dan saat ini ia juga menggantungkan hidup dari berbagai kegiatan bersepeda.

 Sukrisna / bersambung