Drama di Balik Tewasnya Tabita (1)

By nova.id, Rabu, 2 November 2011 | 10:04 WIB
Drama di Balik Tewasnya Tabita 1 (nova.id)

Drama di Balik Tewasnya Tabita 1 (nova.id)

"Tabita (ist) "

Sebelum sang pelaku yang diduga telah menghabisi nyawa Tabita (karyawati PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) Surabaya) diketahui, gadis cantik ini dianggap tewas akibat kecelakaan kerja. Jasadnya ditemukan di atap lift barang di kantor perusahaan emas cukup terkenal itu. Namun, sejumlah kejanggalan dan bukti mengarah kepada pria yang terpaksa harus mengakui perbuatannya. "Saya sering diejek Tabita," kilah NS, sang pelaku yang dikenal sebagai petugas kebersihan PT UBS Surabaya.

Tabita Maerani Kristanti (21) atau Bita adalah anak sulung Usriani (41) yang tinggal di Jalan Lohan, Desa Tlogo, Kanigoro, Blitar. Tak hanya keluarga Usriani saja yang merasa amat kehilangan gadis yang dikenal berbudi baik ini, tapi juga seluruh desa, teman-teman sekolah serta lingkungan gereja tempat Bita biasa beribadah.

"Bita itu anak yang berbakti pada orangtua, mandiri, pintar, dan sayang keluarga. Apalagi pada adiknya, Resha, dia sayang sekali," tutur Usriani yang hingga kini masih merasa sangat terpukul atas kejadian yang menimpa anak sulungnya itu. Bita, kata Usriani, pernah ia tinggal saat berusia 5 tahun untuk bekerja di Hongkong selama beberapa tahun. Namun, Bita tak pernah mengeluh ditinggal ibunya merantau ke negeri orang.

"Dia cantik dan pintar. Pernah menjuarai lomba melukis saat masih TK. Banyak prestasi yang bisa saya banggakan dari Bita, sejak dia kecil sampai dewasa. Dia juga aktif di OSIS, jadi anggota paskibraka, bahkan pernah dapat beasiswa di SMU Diponegoro Blitar," papar Usriani mengenang anak gadisnya itu.

Usraini juga masih ingat betul, Bita sangat aktif dalam kelompok pelayanan di gereja. Bahkan, lanjutnya, secara otodidak Bita mampu bermain alat musik gitar, keyboard, serta menyanyi di kegiatan rohani gereja dekat rumahnya.

Dapat Firasat

Selepas SMU, Bita memutuskan untuk langsung bekerja karena ingin membantu orangtua. Menurut Usriani, Bita dikenal sebagai anak yang sangat disiplin dan pekerja keras. "Sampai saat ini rasanya saya masih belum bisa percaya kalau Bita sudah tak ada. Saya pikir, Bita hanya sedang pergi saja sebentar," tutur Usriani pilu.

Usriani juga mengatakan, seminggu sebelum peristiwa nahas itu, ia yang kerap kembali ke Hong Kong untuk bekerja mengisahkan, putri sulungnya itu sempat berkirim SMS dan memintanya segera pulang dari Hong Kong dan mengatakan agar tak perlu lagi bekerja di luar negeri, sebab ia berjanji akan menyenangkan dan membahagiakan dirinya, ibunya. "Saya akhirnya pulang dengan kabar yang buruk, sampai enggak sempat membelikan majalah fashion titipan Bita. Dia, kan, pintar menjahit dan tertarik sekali untuk menjadi desainer."

Usriani memang tak pernah berpikir jika SMS Bita itu merupakan kabar terakhir yang akan ia terima dari putrinya, sebagai pertanda akan terjadi sesuatu yang buruk menimpa Bita. Tak hanya itu, sang adik, Resha, juga mengalami hal aneh sebelum kepergian Bita. Sebelum hari kejadian, menurut Resha, malamnya Bita sempat menelpon dirinya. "Aneh, saya enggak ngerti kenapa Mbak Bita minta dikirimi sepeda. Padahal, kan, dia tinggal di mess dekat kantor, buat apa minta sepeda? Permintaannya agak aneh," papar Resha.

Sang adik yang amat disayangi Bita ini tentu juga merasa amat kehilangan kakaknya. "Usia Mbak Bita cuma beda setahun dengan saya, jadi hubungan kami sangat akrab, seperti teman. Dia memang sayang sekali sama saya, dia juga selalu kasih perhatian sama keluarga. Banyak yang merasa merasa kehilangan dia," tutur Resha.

Bukan hanya itu, Usriani pun mendapat cerita dari teman Bita semasa SMP, bernama Dian. "Dian mengaku bermimpi bertemu Bita. Di mimpinya, Bita terus mengucapkan "Iki piye? Iki piye? (ini bagaimana, ini bagaimana)". Seperti meminta pertolongan untuk dibantu."

Anak Kesayangan