"Foto: Nove "
Taman Bungkul (TB) yang terletak di Jalan Raya Darmo Surabaya ini selalu ramai dikunjungi orang, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Selain sebagai tempat kumpul yang mengasyikkan, tersedia berbagai fasilitas seperti free hotspot, lahan untuk skate board, juga trek bersepeda.
Akhir pekan, biasanya di tengah-tengah taman diadakan pertunjukkan musik. Hanya saja, menurut salah satu petugas di sana, saat ini pertunjukkan musik harus ada izin dulu. Gara-garanya, dulu saat dibebaskan manggung sempat terjadi keributan. "Jadi, sekarang kalau tanpa izin, ya, tidak boleh manggung," ujar petugas itu.
Di hari Minggu beberapa pekan lalu misalnya, ada acara Festival Tari Remo (tarian penyambutan tamu agung, baik satu atau dengan banyak penari) dan Tari Yosakoi (tarian dengan ciri khas gerakan tangan dan kaki yang dinamis. Sambil menari, di kedua belah tangan membunyikan perkusi). Masyarakat ramai berdatangan melihat festival itu. Para peserta sibuk merias diri demi mengikuti lomba yang diadakan berkat kerja sama dengan pihak Kedutaan Jepang ini. Wajah mereka tampak penuh semangat, meski panas menyengat.
Di sisi lain taman, para pesepeda sibuk berkumpul, baik dengan komunitas, keluarga, atau perorangan. Bagi Didi, bersepeda sudah menjadi kebiasaannya tiap minggu. "Dulu, kan, taman ini kotor, kesannya buat orang pacaran. Kini, berubah jadi bagus dan bersih sehingga kami rutin datang ke mari. Saya bersepeda bersama anak-anak, sementara ibunya ikut senam," kata ayah dua anak yang bekerja di kawasan Perak ini.
Laili, Nove